Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
Adrian menjelaskan, pasar batubara ABMM didominasi domestik dan India. Pasar ekspor ke China tercatat sebesar 5% dari total penjualan. Dalam catatan Kontan.co.id, ABMM berhasil mencatatkan produksi batubara sebesar 11 juta ton pada tahun 2019 kemarin. Jumlah ini meningkat 10% (yoy) dibandingkan realisasi produksi batubara perseroan di tahun 2018 sebesar 10 juta ton.
Untuk tahun ini, ABMM memastikan akan menaikkan target produksi batubara menjadi 15 juta ton terlepas dari apapun kondisi pasar batubara. "Kami punya rencana jangka panjang untuk terus meningkatkan target batubara dari tahun ke tahun," ujar Adrian.
Baca Juga: Laba Bersih DOID Anjlok 72,92% Terseret Penurunan Harga Batubara
Masih menurut Adrian, jika terjadi kendala pada ekspor batubara ke China maka ABMM akan bersiap untuk mencari pasar baru. "Masih perlu dicermati lagi rencana penambahan pasar baru, karena pada dasarnya pasar batubara itu-itu saja seperti India, Vietnam, atau China," ungkap dia.
Dalam catatan Kontan.co.id, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memproyeksikan terjadi peningkatan ekspor pasca merebaknya virus corona yang terjadi di China dan negara lainnya.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia yang dihubungi Kontan.co.id menjelaskan, terganggunya produksi batubara di China menjadi peluang peningkatan permintaan batubara dari Indonesia.
"Akibat pembatasan perpindahan pekerja, sehingga banyak pekerja tambang yang tidak bisa kembali bekerja. Selain itu transportasi batubara di domestik China juga terganggu, sehingga pasokan ke railway sistem menurun, stok di pelabuhan juga terus menurun beberapa hari terakhir," kata Hendra.
Baca Juga: ABM Investama Mengejar Pertumbuhan Produksi di Tahun ini hingga 36%
Hendra melanjutkan, untuk beberapa bulan ke depan, permintaan diproyeksikan akan naik. Ia mengungkapkan, pihaknya berharap harga batubara juga akan terdorong naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News