kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi listrik turun, kelangsungan bisnis PLN Jakarta Raya terancam


Jumat, 22 Mei 2020 / 23:10 WIB
Konsumsi listrik turun, kelangsungan bisnis PLN Jakarta Raya terancam


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya mengungkapkan bahwa konsumsi listrik di wilayah Jakarta cenderung melambat selama pandemi virus Corona. Kondisi demikian diyakini bisa mempengaruhi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan menyampaikan, sepanjang tahun ini beban puncak tertinggi di wilayah distribusi Jakarta terjadi pada Maret 2020 yakni sebesar 5.164 megawatt (MW). Beban puncak tersebut terjadi sebelum pemberlakuan kebijakan bekerja dari rumah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung sebagai antisipasi pandemi Corona.

Baca Juga: Begini langkah persiapan PLN Jakarta Raya menjelang lebaran

Setelah kebijakan tersebut muncul, konsumsi listrik di Jakarta memang cenderung menurun. Tercatat, beban puncak tertinggi di Jakarta selama masa pandemi terjadi di April lalu yakni hanya mencapai 4.170 MW.

Adapun untuk Hari Raya Idul Fitri nanti, diperkirakan beban puncak listrik di Jakarta berada di level 3.508,31 MW atau tumbuh 30,31% dibandingkan Hari Raya Idul Fitri di tahun lalu. Sekadar catatan, listrik di Jakarta dipasok dari 7 subsistem dengan kapasitas total mencapai 11.460 MW. Kemudian, tenaga listrik tersebut disalurkan melalui 58 Gardu Induk.

Lebih jauh, Doddy menyebut, konsumsi listrik di Jakarta dari sektor industri turun sekitar 30% sejak awal Maret hingga Jumat (22/5). Begitu pula dengan konsumsi listrik di sektor bisnis yang turun 40% di periode yang sama. “Sektor industri berpengaruh besar karena memiliki porsi 58% dari total konsumsi listrik di Jakarta,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/5).

Di sisi lain, konsumsi listrik di sektor rumah tangga untuk wilayah Jakarta tumbuh sekitar 6%. Hal ini seiring meningkatnya aktivitas masyarakat di rumah saat PSBB berlangsung.

Baca Juga: Amankan pasokan listrik lebaran, Dirut PJB pastikan 35 pembangkit beroperasi penuh

Doddy mengaku, pihaknya telah diminta oleh PLN pusat untuk memberikan skenario-skenario potensi pendapatan bila berkaca pada perkembangan wabah Corona di Indonesia, khususnya Jakarta. Bukan tidak mungkin akan terjadi koreksi pertumbuhan penjualan listrik PLN Jakarta Raya jika proses recovery ekonomi pasca pandemi Corona berjalan lambat.

“Tentu itu bukan sesuatu yang baik. Tapi apapun itu, kami tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan,” ungkap dia.

Dengan adanya penurunan konsumsi listrik, mau tidak mau PLN Jakarta Raya mesti lihai melakukan efisiensi. Salah satu beban pengeluaran yang paling realistis ditekan adalah biaya operasional pembangkit listrik.

Meski tidak disebut secara rinci, Doddy menyebut, operasional pembangkit di sistem Jakarta-Banten sudah turun 25% dari normal semenjak wabah Corona menyerang. Meski ada beberapa pembangkit yang diistirahatkan seiring penurunan konsumsi listrik, PLN Jakarta Raya tetap harus cermat menjaga cadangan listrik atau reserve margin yang ada.

Baca Juga: Menjelang lebaran, PLN kerahkan 31.000 personil untuk amankan pasokan listrik

“Secara teknis, kita harus punya cadangan yang cukup. Idealnya cadangan listriknya 100%. Namun, kalau konsumsinya turun mungkin hanya di kisaran 30%-35% saja,” terang Doddy.

Tak hanya itu, dampak wabah Corona juga mengancam rencana bisnis PLN Jakarta Raya. Doddy bilang, ada potensi investasi PLN Jakarta Raya yang terpaksa ditunda senilai hampir Rp 1 triliun pada tahun ini.

Investasi tersebut bermacam-macam bentuknya. Salah satunya adalah pelayanan kepada pelanggan seperti pemasangan sambung listrik baru. “Ada beberapa pelanggan yang meminta sambung listrik baru. Namun, karena ada Corona, maka diundur jadwalnya hingga tahun depan,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×