kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Kontrak Impor Gula Tersisa 89.500 Ton


Rabu, 10 Februari 2010 / 09:26 WIB
Kontrak Impor Gula Tersisa 89.500 Ton


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Hingga kini, kuota impor gula putih sebesar 500.000 ton masih belum seluruhnya memiliki kontrak. Kementerian Perdagangan mencatat, sampai sekarang, pemerintah baru meneken kontrak impor gula sebanyak 410.500 ton dengan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN). Berarti, masih ada sisa kuota impor gula 89.500 ton.

”Pekan ini, sisa yang belum mendapatkan kontrak sebanyak 89.500 ton akan kami bahas,” kata Direktur Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan Diah Maulida, Selasa (9/2).

Diah menyebutkan, sebagian gula yang mendapatkan kontrak sudah datang melalui berbagai pelabuhan. Bulan ini, gula impor yang akan tiba diperkirakan mencapai 200.000 ton.
Gula tersebut didatangkan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Perum Bulog melalui pelabuhan di Jakarta dan Palembang dengan harga sampai di gudang sebesar Rp 9.300 per kilogram.

Sementara gula yang diimpor PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia diprediksi akan tiba sebelum 7 April 2010. “Batas izin impor adalah pertengahan April,” jelas Diah.

Kedatangan gula impor PTPN dan RNI memang lebih lambat ketimbang Bulog dan PPI. Sebab, kedua perusahaan pelat merah itu baru menggelar tender pada Januari lalu. Itu pun gagal. Makanya, kedua perusahaan melakukan penunjukkan langsung importir gula.

Diah menjanjikan, proses impor gula akan mendapatkan pengawasan Kementerian Perdagangan. Salah satu bentuk pengawasan adalah dengan mendata kapal pengangkut gula tersebut.

Hingga kini, pemerintah juga belum memutuskan alokasi impor gula 2010 dan 2011. “Nanti kami lihat dan pada saatnya kami umumkan,” timpal Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar.

Kata Mahendra, pemerintah sedang fokus meningkatkan produksi gula sebanyak 5,7 juta ton untuk mewujudkan swasembada tahun 2014. Pemerintah menghitung, ongkos swasembada gula itu mencapai Rp 23,5 triliun. Dana tersebut sebagian besar akan dipakai merevitalisasi industri dan pabrik gula yang sudah tua, dan penyediaan lahan baru untuk tebu.

Catatan saja, pemerintah mengizinkan impor gula setelah dalam beberapa bulan terakhir harga komoditas tersebut melambung. Pemerintah mensinyalir, harga gula melejitnya karena produksi gula oleh produsen mulai menipis akibat berakhirnya musim giling tebu.

Nah, untuk mengurangi dampak defisit produksi itulah pemerintah mengizinkan sejumlah BUMN melakukan impor gula. Pemerintah memberikan tenggat waktu impor hingga musim giling tiba, yakni pertengahan tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×