kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontrak LNG konsorsium Jepang berakhir, SKK Migas pastikan serapan tahun depan aman


Jumat, 23 Oktober 2020 / 21:39 WIB
Kontrak LNG konsorsium Jepang berakhir, SKK Migas pastikan serapan tahun depan aman
ILUSTRASI. SKK Migas tak khawatir meski kontrak penjualan gas alam cair (LNG) dengan konsorsium Jepang, Western Buyer (WBX) berakhir tahun ini.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tak khawatir kendati kontrak penjualan gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) dengan konsorsium Jepang, Western Buyer (WBX) berakhir tahun ini.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief S. Handoko menjelaskan, terhitung per Januari 2021 maka WBX tak lagi menyerap kargo LNG dari Indonesia.

Ia mengungkapkan, selain berakhirnya kontrak, turunnya harga LNG di dunia membuat para buyer lebih leluasa mencari LNG dengan harga lebih murah.

"Memang berhenti karena dia itu konsorsium beberapa buyer dan pecah, mereka ambil dari mana-mana dan leluasa milih yang lebih murah karena melimpah LNG," ungkap Arief dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/10).

Baca Juga: Produksi LNG hingga September 2020 capai 155,5 kargo

Kendati demikian, Arief memastikan serapan kargo LNG tahun depan tak akan terganggu. Ia menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan buyer pengganti yakni perusahaan eks konsorsium WBX.

Sayangnya, Arief belum mau merinci lebih jauh terkait hal ini. Di sisi lain, penurunan produksi Blok Mahakam pada tahun depan juga disebut turut mempengaruhi aspek komersial LNG.

"Bukan bersyukur produksi turun, tapi komersialisasi pengganti WBX tidak perlu dikhawatirkan, aman. Karena tidak banyak uncommited cargo yang perlu dipasarkan," jelas Arief.

Di sisi lain, pada tahun ini PLN disebut melepas 14 kargo dengan pertimbangan konsumsi listrik yang menurun.

Arief menjelaskan, penyerapan kembali 14 kargo oleh PLN pun masih urung terjadi akibat perbedaan cara pandang antara PLN dan BP Tangguh.

"PLN menurut dia harus ambil tambahan kargo kalau Tangguh Train 3 jadi tetapi menurut BP tidak ada kaitan tambahan 14 kargo dengan selesai atau tidaknya Tangguh Train 3. Ada dispute," pungkas Arief.

Selanjutnya: Tingkatkan layanan gas bumi, PGN (PGAS) kembangkan berbagai aplikasi digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×