kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.870   0,00   0,00%
  • IDX 5.968   -28,15   -0,47%
  • KOMPAS100 844   -3,39   -0,40%
  • LQ45 669   1,60   0,24%
  • ISSI 186   -0,64   -0,35%
  • IDX30 353   0,28   0,08%
  • IDXHIDIV20 432   5,08   1,19%
  • IDX80 96   -0,04   -0,04%
  • IDXV30 101   -0,42   -0,41%
  • IDXQ30 118   1,53   1,32%

Kontrak Vale direvisi, negara jadi lebih untung


Jumat, 17 Oktober 2014 / 18:11 WIB
Kontrak Vale direvisi, negara jadi lebih untung
ILUSTRASI. Deretan gedung perkantoran terlihat dari kejauhan yang berada di pusat perkantoran Jakarta, Kamis (15/12/2022). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Vale Indonesia menandatangani amandemen kontrak karya (KK). Perjanjian baru tersebut memuat beberapa perubahan, di antaranya peningkatan penerimaan negara.

Salah satu hasil kesepakatannya yakni, perusahaan tambang nikel raksasa asal Brasil itu bersedia menaikkan tarif iuran tetap alias deadrent mencapai US$ 4 per hektare per tahun. "Sebelumnya, dalam kontrak yang lama besaran deadrent hanya US$ 1,5 per ha per tahun," kata Nico Kanter, Presiden Vale Indonesia usai penandatanganan amandemen KK, Jumat (17/10).

Selain itu, dalam kontrak baru, besaran areal tambang yang dikuasai Vale juga menurun menjadi 118.435 ha dari sebelumnya 190.510 ha. Alhasil, ada 72.075 ha wilayah konsesi tambang yang dikembalikan ke negara.

Hitung punya hitung, ketika lahan Vale mencapai 190.510 ha, negara memperoleh hasil penarikan iuran tetap sebesar US$ 285.765 setiap tahun. Namun, setelah kontrak direvisi dengan lahan Vale berkurang menjadi 118.435 tetapi iuran dinaikkan, maka negara memperoleh penerimaan sebesar US$ 473.740  per tahun.

Itu artinya, Indonesia akan lebih untung sebesar US$ 187.975 saban tahun pasca perubahan KK Vale.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×