kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.174.000   10.000   0,46%
  • USD/IDR 16.731   30,00   0,18%
  • IDX 8.117   -8,38   -0,10%
  • KOMPAS100 1.128   -2,25   -0,20%
  • LQ45 807   -3,46   -0,43%
  • ISSI 283   0,76   0,27%
  • IDX30 424   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 485   -3,91   -0,80%
  • IDX80 123   -0,37   -0,30%
  • IDXV30 133   -0,12   -0,09%
  • IDXQ30 134   -1,16   -0,86%

Kontribusi Penjualan Motor Listrik Masih Mini, Astra Honda Motor Beberkan Prospeknya


Rabu, 24 September 2025 / 14:04 WIB
Diperbarui Rabu, 24 September 2025 / 14:05 WIB
Kontribusi Penjualan Motor Listrik Masih Mini, Astra Honda Motor Beberkan Prospeknya
ILUSTRASI. PT Astra Honda Motor (AHM) mencatatkan penjualan sepeda motor 3,29 juta unit pada Januari–Agustus 2025. Namun kontribusi motor listrik masih minim. Dok. AHM


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Astra Honda Motor (AHM) mencatatkan penjualan sepeda motor sebesar 3,29 juta unit pada Januari–Agustus 2025. Dari jumlah tersebut, kontribusi motor listrik masih minim. 

“Kontribusi sepeda motor listrik belum besar. Di lapangan pun, kalau lihat di jalan juga belum banyak,” sebut General Manager Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin di Menara Astra, Jakarta, Selasa (23/9/2025). 

Ahmad tak merinci jumlah penjualan motor listrik AHM dalam periode tersebut. Yang pasti, AHM menargetkan penjualan motor secara keseluruhan tahun ini dapat menyamai jumlah tahun lalu di level 4,9 juta unit. Kalau khusus untuk motor listrik, AHM tak memasang target. 

Baca Juga: AHM Raih Penjualan 1.125 Unit Motor di GIIAS 2025, Honda PCX160 Roadsync Paling Laris

Pada dasarnya, kata Ahmad, AHM memandang kehadiran motor listrik sebagai sebuah peluang yang perlu diisi tiap celahnya. Dalam artian, distribusi produk perlu berjalan beriringan dengan komponen dan infrastruktur pendukungnya, termasuk SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik). 

Sejauh ini, Ahmad menilai penetrasi motor listrik memang belum semasif mobil listrik. Pasalnya, secara efektivitas, motor mesin memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dan lebih mampu memenuhi kebutuhan pengguna. Pun, infrastruktur pendukungnya mudah ditemukan. 

“Ada hitung-hitungannya. Kalau 1 liter bensin itu bisa digunakan, katakanlah di motor paling irit itu, untuk 60 kilometer (jarak tempuh). Tapi pada sepeda motor listrik, 1 kWH itu belum memberikan rasa aman bagi pengguna, takut kehabisan baterai di jalan,” jelas Ahmad. 

Peluang Insentif dan Suku Bunga 

Absensi insentif sejak awal tahun memang menjadi pemberat laju penjualan motor listrik saat ini. “Subsidi itu cukup berarti buat konsumen,” sebut Ahmad. 

Saat ini, pasar mendapat peluang dari penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yang sudah terjadi beberapa kali sejak awal tahun. Apalagi, Ahmad bilang hampir 70% pembelian sepeda motor dilakukan dengan skema kredit. 

Baca Juga: Insentif TKDN Berpotensi Dongkrak Investasi Motor Listrik, tapi Tantangan Masih Besar

Namun begitu, pada prosesnya semua tergantung pada keputusan lembaga pembiayaan dalam memberikan insentif ataupun kebijakan terkait. 

Selain itu, daya beli masyarakat juga menentukan. Ahmad menyebut saat ini daya beli masyarakat telah bergeser ke luar Jawa akibat pertumbuhan komoditas. Hal itu memang turut membantu menahan laju penurunan di industri sepeda motor. Namun, kondisi yang sama tak berlaku di seluruh wilayah. 

Dus, suku bunga mini memang membuka peluang pertumbuhan, tetapi ekosistem ekonomi secara keseluruhan tetap menentukan pertumbuhan industri. 

Selanjutnya: Cara Meningkatkan Engagement YouTube dan Tips Membuat Thumnail yang Menarik

Menarik Dibaca: Cara Meningkatkan Engagement YouTube dan Tips Membuat Thumnail yang Menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×