Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan, jika kesenjangan antara jumlah produksi dan kebutuhan bawang putih tidak segera dipenuhi, hampir dapat dipastikan bahwa harga bawang putih akan kembali meningkat.
Ia menyebut, kejadian tersebut hampir sama dengan yang terjadi pada awal 2020 lalu, di mana harga bawang putih bersama dengan beberapa komoditas pangan lain seperti bawang bombai dan gula sempat melonjak.
Baca Juga: Kementan sebut pengajuan impor hortikultura capai 157.052 ton
Terlambat turunnya RIPH dan kebijakan pembatasan sosial atau lockdown yang diberlakukan di negara pemasok menjadi penyebabnya.
Pemerintah perlu memperhatikan jika proses pengajuan impor yang diawali dengan pengurusan RIPH dan SPI berlangsung tidak sebentar. Jadi, selain perlunya ketersediaan data yang akurat dan pemantauan harga, evaluasi terhadap proses pengajuan impor juga perlu dilakukan. Misalnya kemungkinan proses impor yang panjang tersebut juga berkontribusi pada terlambat masuknya pangan yang dibutuhkan.
“Mengantisipasi siklus yang biasanya cenderung berulang, pemerintah idealnya sudah dapat memperkirakan kapan tindakan impor perlu dilakukan,” kata Felippa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News