kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Krakatau Shipyard bidik penjualan Rp 350 miliar


Senin, 11 Februari 2019 / 19:54 WIB
Krakatau Shipyard bidik penjualan Rp 350 miliar


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Shipyard sambut baik rencana pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN). Karenanya, tahun ini perusahaan membidik penjualan hingga Rp 350 miliar.

Askan Naim, Direktur Utama PT Krakatau Shipyard menyebutkan bahwa industri galangan kapal akan mendapatkan ruang bersaing dengan negara tetangga. "Mendapatkan ruang bersaing dan tidak ada perbedaan dengan free zone seperti Batam," ujarnya saat dihubungi kontan.co.id, Senin (11/2).

Walaupun begitu, ia harapkan pemerintah juga bisa mendorong industri komponen kapal bisa tumbuh guna mengurangi impor komponen oleh pelaku bisnis galangan kapal. Asal tahu saja, tiap kapal yang dibuat dalam negeri 65%-70% komponennya merupakan hasil impor.

Ia bilang bahwa para pelaku bisnis komponen kapal tersebut juga hingga saat ini terbentur nilai keenomian daripada produk yang dihasilkan. "Mereka berpikir daya serap atas hasil yang dihasilkan di Indonesia berapa besar. Nah kontinuitas pembangunan kapal baru itu yang diperlukan," ujarnya.

Menurutnya kalau tidak ada keberlangsungan proyek maka industri komponen kapal yang diharapkan tumbuh juga sulit, sebab hendak produksi komponen pasti akan berhitung juga siapa yang akan menyerap hasil produksinya.

Lemahnya tren pemesanan kapal sendiri lantaran masih maraknya pengusaha pelayaran yang melakukan impor kapal dari China. Padahal, Askan bilang pelaku usaha galangan kapal di Indonesia sendiri ada sekitar 200 pengusaha tapi lemahnya pemesanan kapal disebutnya yang aktif kurang dari 100 pengusaha.

Ia pun memaparkan bahwa sebetulnya kapal impor dari China tersebut untuk kualitas berada di bawah kualitas buatan Indonesia. "Kami banyak memperbaiki kapal-kapal yang dibeli dari China, untuk kualitas tidak sesuai. Jadi datang dan beroperasi 4-5 bulan harus naik dock," jelasnya.

Dengan banyaknya reparasi kapal itu juga, perusahaan bisa mendapatkan profit yang lebih besar. Disebutnya, dari tiap proyek reparasi satu kapal perusahaan bisa mendapatkan profit 25%-30%. Sedangkan untuk pembuatan kapal baru sendiri ia bilang bisa mendapatkan profit hingga 10% sudah sangat baik.

Untuk rencana yang dicanangkan pemerintah sendiri, perusahaan menyambut baik. Dengan begitu juga, perusahaan membidik penjualan sebesar Rp 300 miliar - Rp 350 miliar.

Sedangkan berapa proyek kapal baru yang akan dibuat perusahaan, Askan masih belum bisa menyebutkan lantaran perusahaan juga masih mengikuti tender yang mana tender tersebut dilakukan dikisaran Maret, April, dan Mei. Untuk saat ini, ia bilang perusahaan masih mengerjakan proyek existing milik Kementerian Perhubungan yang man sedang dalam proses finishing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×