Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berupaya meningkatkan volume penjualan baja sebesar 2,8 juta ton pada tahun ini. Jumlah ini meningkat sekitar 40% dibandingkan tahun lalu.
Emiten berkode saham KRAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini melakukan berbagai strategi. Salah satunya memperbanyak suplai baja ke perusahaan domestik dan juga ekspor.
Bukan tanpa alasan Krakatau Steel memacu penjualan baja domestik. Kebutuhan baja dalam negeri diproyeksi masih akan terus meningkat, seiring dengan proyek-proyek infrastruktur yang masih berjalan.
Diperkirakan kebutuhan baja nasional setiap tahun mengalami peningkatan sekitar 1 juta ton. Sekadar informasi, pada tahun 2016 lalu kebutuhan baja lokal mencapai 12,7 juta ton.
Purwono Widodo, Direktur Pemasaran Krakatau Steel, mengatakan, akibat perbaikan mesin (overhaul) pabrik baja lembar panas atau hot strip mill di tahun lalu volume produksi menjadi tidak maksimal.
Kini, setelah mesin dapat beroperasi normal, kapasitas produksi dapat dimaksimalkan. Sehingga, target produksi yang ditetapkan pada tahun ini diharapkan bisa tercapai.
Ada tiga sektor utama yang menjadi andalan penjualan produk baja Krakatau Steel. "Kami menyuplai baja ke proyek konstruksi, infrastruktur, minyak dan gas," kata Purwono kepada KONTAN, Kamis (25/1).
Dari beberapa sektor tersebut, salah satu proyek yang dibidik ialah proyek jalan tol. Apalagi tahun lalu Krakarau Steel sudah menyuplai baja untuk jalan tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Penggunaan konstruksi baja dalam proyek jalan tol sudah marak diterapkan di Indonesia. Baja ini menggantikan beton.
Terbaru, Krakatau Steel juga meneken kontrak perjanjian suplai jangka panjang atau long term supply agreement dengan produsen baja canai dingin, yakni PT Essar Indonesia. Dalam kerjasama ini, Krakatau Steel menyuplai produk baja canai panas ke Essar Indonesia untuk digiling kembali menjadi produk baja canai dingin maupun produk galvanis.
Selain mengandalkan pasar dalam negeri, Krakatau Steel juga berupaya mengembangkan pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan juga Australia. "Kami mempersiapkan baja untuk ekspor, mengingat akan segera beroperasinya pabrik hot strip mill 2, maka ada tambahan kapasitas sebanyak 1,5 juta ton," kata Purwono.
Saat ini, kapasitas produksi baja Krakatau Steel dan PT Krakatau Posco (perusahaan patungan Krakatau Steel dan Posco) di Cilegon Banten mencapai 4,5 juta ton. Volume produksi ini akan meningkat setelah pabrik hot strip mill 2 berkapasitas 1,5 juta ton beroperasi di akhir tahun 2019 mendatang. Sehingga total produksi baja PT Krakatau Steel akan mencapai 6 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News