Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
Krakatau Steel akan menggenjot penjualan ekspor di tengah menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Apalagi beberapa negara pemasok terkena pembatasan.
Kontribusi ekspor bisa mencapai 10%-15% dari total penjualan sedangkan di dalam negeri Krakatau Steel akan mengoptimalkan jaringan distribusi yang dimiliki dan menambah distributor di sejumlah wilayah pada Semester II-2018.
Perseroan mengestimasi tingkat pertumbuhan penjualan akan terjaga di level dua digit atau sekitar 20% pada kuartal III/2018 sejalan dengan kebijakan pemerintah memperketat impor baja. "Ini manajemen yangg baru dalam 3 bulan kedepan berusaha maksimal utk mewujudkan KS biru (untung)," kata Silmy.
Silmy yang sebelumnya menjadi Direktur Utama Barata Indonesia dan juga Pindad mengakui saat memimpin tiap perusahaan punya gaya yang berbeda. Disesuaikan dengan tantangan, kondisinya dan obyektif yang ingin dicapai.
"Kesamaannya adalah membangun soliditas team, perubahan Corporate culture, kecepatan dalam merespon permasalahan dan pengambilan keputusan," kata Silmy.
Sepanjang paruh pertama 2018, pendapatan Krakatau Steel naik 34,75% secara tahunan menjadi US$ 854,27 juta. Dari sisi penjualan, Market Share produk baja Krakatau Steel yang paling tinggi adalah Hot Rolled Coil/HRC (Baja Canai Panas) sebesar 39%, Cold Rolled Coil/CRC (Baja Canai Dingin) sebesar 27%, dan Wire Rod/WR (Baja Kawat) sebesar 4% untuk pasar domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News