Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mengaku tak bisa mengejar target pertumbuhan industri semen sesuai harapan dari pemerintah. Tahun ini, ASI mengaku mengalami perlambatan penjualan karena khawatir terpapar dengan krisis global.
Ketua Umum ASI, Urip Trimuryono, mengaku hanya punya target pertumbuhan penjualan sebesar 6% dari realisasi penjualan tahun lalu. Sementara pihak pemerintah mengincar pertumbuhan penjualan semen sebesar 7% sampai 10% dari tahun lalu.
Urip Trimuryono, Ketua Umum ASI mengatakan, target penjualan semen tahun ini sulit tumbuh cepat karena krisis global bisa menyebabkan penarikan dana asing dari Indonesia. Jika hal itu terjadi, maka sejumlah proyek di Indonesia bisa tertunda pelaksanaannya. "Kita masih khawatir karena krisis global belum selesai," terang Urip, Selasa (3/1).
Di sisi lain, Panggah Susanto, Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian berharap, penjualan semen masih bisa tumbuh 7% sampai 10%. "Pertumbuhan penjualan semen akan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional," terang Panggah.
Panggah optimis, pertumbuhan penjualan semen di Indonesia didorong oleh kebutuhan sektor properti dan infrastruktur yang tumbuh cepat. Sektor properti akan menyerap 70% kebutuhan semen, sisanya akan diserap oleh infrastruktur. Panggah menambahkan, kenaikan penjualan semen akan dirasakan anggota ASI pada semester kedua.
Pada tahun 2011 lalu, penjualan semen tunbuh 17% menjadi 47,62 juta ton, melampaui target target ASI sebesar 44 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News