Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar menyatakan ekspor non migas ke China selama triwulan pertama 2010 mencapai US$ 3,1 miliar atau meningkat sebesar 113,3% dibandingkan ekspor 2009.
Dari data kenaikan ekspor itu yang tertinggi nilai ekspornya adalah kelompok bahan bakar mineral. ”Pangsa eskpor Indonesia naik dari 7,3% Januari maret 2009 menjadi 10,7% pada Januari-maret 2010,” kata Mahendra.
Pada triwulan I tersebut, defisit neraca perdagangan dengan China juga mengalami penurunan 25,5% atau turun senilai US$ 400 juta atau menjadi US$ 1,0 miliar dari US$ 1,4 miliar.
Mahendra mengakui, peningkatan ekspor tertinggi adalah produk pertambangan diantaranya adalah batubara kemudian disusul sektor pertanian dan kelompok industri.
Dalam catatan ekspor Januari dan Februiari 2010 dari Kementerian Perdagangan, ekspor batu bara yang tergabung dalam kelompok bahan bakar mineral tersebut tumbuh 227,2% dengan nilai mencapai US$ 1,018 miliar. Nilai ekspor itu tumbuh dibandingkan nilai ekspor waktu yang sama tahun 2009 nilainya baru senilai US$ 311,2 juta.
Kelompok bahan bakar mineral dari alam Indonesia itu menyumbang pangsa pasar ekspor sebesar 47,5% dari total ekspor non migas Indonesia selama dua bulan paska berlakunya Asean China Free Trade Agreement (ACFTA).
Ekspor Januari dan Februari untuk kelompok lemak dan minyak hewan atau nabati yang didalamnya adalah crude palm oil (CPO) dan turunannya hanya mendapat pangsa pasar sebesar 8,9%. Kondisi pangsa ekspor yang hampir sama juga terjadi pada eskpor kelompok bijik kerak dan abu logam.
Peningkatan ekspor juga dialami oleh kelompok lainnya seperti tekstil, produk pertanian, kelapa sawit dan suku cadang kendaraan bermotor masing-masing meningkat sebesar 101%, 104%, 113% dan 595% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News