kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kuartal keempat, harga jagung lebih tinggi dari gandum


Rabu, 22 September 2010 / 15:05 WIB
Kuartal keempat, harga jagung lebih tinggi dari gandum


Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |

SINGAPURA. Jagung akan memimpin penguatan harga biji-bijian di kuartal keempat tahun ini; bahkan lebih tinggi dari harga gandum. Salah satu pemicunya adalah La Nina yang akan mengancam panenan di Argentina dan Brazil. Hal ini ditegaskan oleh Rabobank Groep NV, Rabu (21/9).

"'Tongkat komando' kini sudah beralih dari gandum ke jagung," kata Wayne Gordon, Analis Komoditi Pertanian Rabobank Groep NV. Menurutnya, lonjakan harga adalah karena cuaca.

Harga gandum telah menekuk dua kali lipat lebih besar sejak awal Juni, dan harga jagung telah menembus level tertingginya dalam dua tahun setelah kekeringan dan banjir memberantakkan panenan dari Rusia hingga Kanada. Persediaan jagung global akan anjlok tahun depan ke level yang paling rendah sejak 2007-2008 karena petani mencoba mencari alternatif lain yaitu gandum.

"Skenario suplai dan permintaan sepertinya terlihat cukup ketat," kata Jonathan Barratt, Managing Director Commodity Broking Services Pty, di Sydney. Menurutnya, harga kontrak jagung bisa menyentuh US$ 5,50 pada bulan Desember 2010 mendatang. Ini adlaah level yang paling tinggi dalam lebih dari dua tahun.

Gordon menilai, meningkatnya permintaan untuk pakan di China sekaligus naiknya produksi ethanol di AS, kemungkinan akan menurunkan suplai global ditengah produksi yang tidak menentu di Amerika Selatan.

Menurut Telvent DTN Inc., La Nina, yaitu cuaca yang memiliki karakter lebih dingin ketimbang suhu normal biasanya di pasifik, berpotensi untuk menyebabkan curah hujan yang lebih rendah dari rata-rata di sebagian AS, Argentina dan wilayah bagian selatan Brazil, juga curah hujan yang lebih tinggi di Asia. La Nina ini diprediksi akan menguat terjadi pada bulan November hingga Januari, sebelum akhirnya menyusut perlahan.

La Nina terakhir kali terlihat pada tahun 2008-2009. Saat itu, ekspor dari Argentina, negara pengekspor jagung terbesar di dunia, anjlok 46% dari musim sebelumnya. Pengiriman dari Brazil juga amblas 8,9%. Asal tahu saja, dua negara itu akan menguasai 24% pasar ekspor global di tahun 2010-2011; sementara suplai AS akan sebesar 57%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×