Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tumpukan paket yang menghimpit punggung dan perut Sirilus Siko, sudah jadi santapan sehari-harinya sebagai kurir PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau lebih dikenal JNE Express.
Bermodal tekad yang kuat, dia sanggup melaju seharian hingga matahari terbenam demi melunaskan kewajibannya pada pelanggan.
Bahkan di tengah hujan sekalipun, dia dengan sabar mengantarkan satu persatu paket meski harus memakan waktu sampai malam.
Belum lagi jika masuk ke perumahan yang rawan banjir, terpaksa Rilus dibantu kruknya melintas di aspal yang becek sampai ke rumah pelanggan yang ditujunya.
Rilus lahir sebagai tuna daksa, kaki kanannya hanya sampai paha. Sebagai pengganti kaki kanannya, dia menggunakan kruk untuk aktivitas sehari-hari. Pria kelahiran Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Ende ini mulai bergabung sebagai kurir JNE pada Oktober 2023.
Baca Juga: Persaingan Bisnis Jasa Logistik Semakin Sengit
Sebelum jadi kurir, RIlus adalah atlet sepakbola. Sayangnya, klub bola belum mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
“Untuk event club di Surabaya kami harus mencari dana atau sponsor yang mau mendukung dan membiayai,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/6/2024).
Lantaran tidak sejahtera sebagai atlet, Rilus tetap realistis mencari peruntungan pekerjaan di tempat lain.
Bertahan hidup tentu membutuhkan uang yang cukup, terlebih dia perantau sehingga makan dan biaya tinggal kos tetap keluar meski belum ada pemasukan.
Beruntung, di kala itu JNE sedang melaksanakan program Expressibility yang merekrut disabilitas untuk bisa bekerja sebagai kurir. Tanpa pikir panjang, Rilus mendaftar dan diterima.
Jam kerja Rilus tergantung banyak paket yang harus diantarnya. “Kalau paket sedikit bisa sore jam 4 sudah habis, tetapi kalau banyak mungkin bisa malam jam 7 atau 8-an,” ungkap Rilus.
Baca Juga: Dari Aspal ke Layar: JNE Rangkul Kurir Menjadi Konten Kreator
Kerap paket yang diantarkannya juga tidak banyak karena pelanggan memilih layanan paket dari perusahaan lain. Layaknya roda yang berputar, semangat Rilus pun juga kadang berada di bawah dan terpikir untuk menyerah saja. Namun, dia kembali bangkit karena tidak ada lagi yang bisa diandalkan selain dirinya sendiri.
Kurir disabilitas lain yang juga bekerja di JNE ialah M. Zamroni. Dia bekerja sebagai di JNE Cabang Utama Surabaya.
“Banyak yang memberikan apresiasi kepada JNE. Begitu juga kepada semangat saya dalam bekerja, bahwa penyandang disabilitas tidak kalah dengan kurir lain pada umumnya. Itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya,” dikutip pada laman resmi JNE.
Bersama dengan Rilus, keduanya diharapkan bisa memberikan semangat dan keyakinan bagi difabel lain bahwa keterbatasan bukan halangan untuk mandiri dan mencari nafkah.
Baca Juga: Aktifkan Megahub Dekat Bandara Soetta, JNE Targetkan Pengiriman Tumbuh 30% Tahun Ini