kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kuota impor daging ditambah lagi


Jumat, 10 Juni 2016 / 10:51 WIB
Kuota impor daging ditambah lagi


Reporter: Agus Triyono, Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah belum berhenti untuk mengejar target penurunan harga daging sapi ke level Rp 80.000 per kilogram (kg). Caranya adalah dengan menambah kuota impor daging sapi kepada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Rini Soemarno, Menteri Negara BUMN mengatakan, langkah ini dilakukan karena harga daging sapi belum bisa ditekan sesuai dengan harapan. "Padahal sudah dijual terus dengan harga Rp 80.000 per kg, tapi harga belum turun. Maka akan dicoba terus masih ditambah izin impor," katanya, Kamis (9/6).

Meski berencana menambah kuota impor, tapi Rini belum bersedia membeberkan kepada publik. Sejauh ini perusahaan BUMN yang mengantongi izin impor daging sapi adalah Perum Bulog sebanyak 10.000 ton dan PT Berdikari (Persero) sebanyak 5.000 ton. Adapun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PD Dharma Jaya kebagian jatah 500 ton.

Meski belum ada keputusan lebih jauh, indikasi penambahan kuota impor daging sapi kepada BUMN semakin menguat setelah Perum Bulog menjajaki impor daging sapi dan kerbau dari India.

Rencananya, impor daging dari India ini tidak masuk dalam kuota 10.000 ton yang izinnya sudah keluar dan semuanya adalah sapi Australia. "Kami akan impor sebanyak yang Bulog bisa lakukan," ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.

Seperti halnya Rini, Djarot enggan membeberkan berapa banyak lagi volume daging sapi yang akan diimpor dari India. Menurutnya, impor daging sapi India bakal menguntungkan karena harganya lebih murah sekitar Rp 20.000 per kg dari harga di Australia.

Sebagai gambaran, Bulog membeli daging dari Australia rata-rata sekitar Rp 70.000 per kg. Sehingga daging impor ini dijual sekitar Rp 80.000 per kg baik di Jabodetabek, Jawa Barat dan di Sumatera.

Meski ada tambahan kuota impor daging sapi, tapi Bulog mengaku belum akan menambah anggaran impor dari kas internal perusahaan yang telah ditetapkan sebesar Rp 700 miliar. Pasalnya, hingga kini anggaran tersebut baru terserap Rp 200 miliar karena impor dilakukan secara bertahap dan hasil penjualan daging sapi ini akan diputar untuk impor berikutnya.

Sulit menurunkan harga

Meski India menjadi prioritas pertama untuk impor daging sapi, tapi Bulog tetap membuka opsi untuk impor dari negara lain, seperti Spanyol dan Selandia Baru.

Sarman Simanjorong, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya mengatakan, kendati sudah membuka impor daging sapi dalam volume besar seperti saat ini,  hal tersebut sudah tidak mungkin lagi menurunkan harga daging sapi.

Pasalnya, impor daging sapi baru dibuka tiga hari menjelang puasa. Saat itu, harga daging sapi sudah merangkak naik ke Rp 130.000 per kg dan diperkirakan akan bertahan di atas Rp 100.000 per kg.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×