Reporter: Noverius Laoli |
JAKARTA. Kelangkaan solar bersubsidi di sejumlah daerah hingga hari ini masih terjadi. Pertamina mengaku tidak bisa menjual solar bersubsidi di luar batas kuota yang sudah ditetapkan oleh BPHMigas. Akibatnya, antrean kendaraan yang akan membeli solar bersubsidi tetap terjadi.
Senior Vice President Perkapalan Pertamina, Soehartoko mengatakan permintaan akan solar bersubsidi semakin meningkat. Bahkan menurutnya, di sejumlah daerah permintaan solar bersubsidi mengalami kenaikan hingga 11% dari sebelumnya. Padahal, kuotanya malah turun sebesar 8,2 % dari tahun lalu. Dengan kondisi itu ada selisih hingga sebesar 19% antara permintaan solar bersubsidi dengan jumlah kota.
Sementara untuk meminta kuota solar subsidi ditambah akan sulit dilakukan dalam waktu dekat. "Untuk menambah jumlah kuota solar bersubsidi tergantung BPHMigas yang harus disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat," ujarnya. Soehartoko juga mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi tersebut.
Soehartoko mengaku khawatir dengan kondisi tersebut. Bila terus seperti ini, Pertamina bisa mengalami kerugian. Karena persediaan solarnya tidak laku di pasaran. Akibatnya jumlah penerimaannya bisa saja tergerus.
Namun, meski terjadi penumpukan kendaraan yang mengantre, Soehartoko mengklaim hingga saat ini kondisinya masih bisa dikendalikan. Tidak ada aksi mogok seperti yang pernah dilakukan oleh sejumlah sopir di Surabaya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, bilang jumlah kuota solar bersubsidi memang dibatasi mengingat permintaan yang tinggi. Untuk itu, pihaknya akan segera mengambil beberapa langkah, dan membahasnya bersama BPHMigas. Namun, untuk menambah jumlah kuota Jero bilang hal itu sulit untuk ditambah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News