kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kurangi belanja pangan, Badan Ketahanan Pangan gencarkan KRPL


Jumat, 16 November 2018 / 20:16 WIB
Kurangi belanja pangan, Badan Ketahanan Pangan gencarkan KRPL
ILUSTRASI. Kepala BKP Agung Hendriadi menjelaskan pasokan dan harga pangan


Reporter: Annisa Maulida | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kelompok kawasan rumah pangan lestari (KRPL) Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kemtan) dari tahun 2015-2018 terus meningkat.

Kepala BKP Agung Hendriadi menjelaskan, BKP sudah melaksanakan kegiatan KRPL dari tahun 2015-2018 dan sudah menyentuh 264.420 rumah tangga. Jumlah kelompok KRPL tahun 2018 meningkat menjadi 8.814 kelompok wanita dibandingkan pada tahun 2017 berjumlah 6.514. Sedangkan pada tahun 2015 hanya terdapat 2.801 kelompok wanita dan tahun 2016 ada 4.824.

“Jika dalam satu rumah tangga ada empat jiwa maka kegiatan KRPL sudah menyentuh sekitar 1.057.680 jiwa atau 0,5% dari total penduduk Indonesia. Selain itu melalui KRPL ini bisa mengurangi pengeluaran belanja pangan antara Rp 750.000-Rp 1,5 juta per bulan,” ujarnya pada konferensi pers, Jumat (16/11).

Menurut Agung, KRPL dibuat untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan. Melalui kegiatan ini, kelompok wanita diajak untuk memanfaatkan pekarangannya dengan melakukan kegiatan budidaya sumber karbohidrat, protein dan vitamin. “Sehingga dengan KRPL ini masyarakat bisa memproduksi pangan dan secara tidak langsung juga memperbaiki kesejahteraan karena peningkatan pendapatan,” lanjutnya.

Agung menjelaskan, KRPL telah berkontribusi terhadap penurunan kerentanan pangan wilayah yang dilihat dari perkembangan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) mengenai daerah yang rentan terhadap kerawanan pangan serta daerah rentan terhadap kerawanan pangan.

FSVA disusun dengan sembilan indikator dan terdapat tiga aspek ketahan pangan, yaitu faktor ketersediaan, faktor keterjangkauan, dan faktor pemanfaatan. “Berdasarkan peta FSVA 2018, terjadi peningkatan status ketahanan pangan menjadi lebih tahan pangan di 177 kabupaten dibandingkan dengan FSVA 2015,” ujar Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×