Reporter: Adi Wikanto, Arfyana Citra Rahayu | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Emiten ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mencatat kinerja oke sepanjang tahun 2019. Namun, keuntungan yang diperoleh PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sepanjang tahun lalu tidak menjadikan pekerja di lingkungan pabrik bahagia.
Pasalnya, pekerja di pabrik ban yang berlokasi di Tangerang, Banten belum mendapat pembayaran tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri 2020 secara utuh.
"THR dicicil dua kali, sebelum Lebaran dan sesudah Lebaran," kata salah satu pekerja di pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) tersebut.
Menurutnya, ini baru pertama kali PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) membayarkan THR secara diangsur. Selama bertahun-tahun ia bekerja di pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), THR selalu dibayar penuh tiap tahun.
Kondisi ini kontrak dengan pencapaian kinerja PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sepanjang tahun 2019 yang membukukan laba bersih sebesar Rp 269,10 miliar.
Pada tahun 2018, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menanggung rugi bersih Rp 74,55 miliar.
Corporate Communication & Investor Relations Director Gajah Tunggal Catharina Widjaja membantah kabar tersebut. "Pembayaran THR mengikuti peraturan normatif untuk jumlah maupun waktu pembayarannya dilakukan sebelum Hari Raya Idul Fitri," kata Catharina saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Selasa (26/5).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan GJTL di 2019 naik 3,8% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 15,93 triliun dari sebelumnya Rp 15,34 triliun.
Penjualan pihak ketiga di dalam negeri atau lokal masih mendominasi pendapatan GJTL , anggota indeks Kompas100 ini, di tahun lalu dengan nilai Rp 9,93 triliun. Kemudian diikuti penjualan pihak ke tiga ekspor senilai Rp 3,28 triliun atau tumbuh 19,2% yoy.
Baca Juga: Gajah Tunggal (GJTL) Menurunkan Utilitas Pabrik
Selain itu, GJTL juga mencatatkan penjualan pihak berelasi ekspor senilai Rp 2,68 triliun dan lokal Rp 36,22 miliar.
Di tahun lalu, terdapat dua pelanggan yang penjualannya melebihi 10% dari penjualan bersih di 2019. Pertama ke GITI Tire Global Trading Pte. Ltd sebesar 16,82% dan Tigar Tyres D.O.O sebesar 12,18% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2019.
Di sisi lain, Gajah Tunggal juga membukukan keuntungan kurs mata uang asing bersih hingga Rp 211,27 miliar. Padahal di 2018, perusahaan masih rugi kurs Rp 399,18 miliar.
Di sepanjang 2019, Gajah Tunggal mencatatkan jumlah aset sebesar RP 18,85 triliun. Perusahaan mencatatkan penurunan jumlah liabilitas 8,7% yoy menjadi Rp 12,62 triliun. Sementara itu, jumlah ekuitasnya tumbuh 6,12% yoy Rp 6,23 triliun.
Manajemen Gajah Tunggal juga menjelaskan telah terjadi peristiwa setelah periode pelaporan. Dalam laporan keuangan tahunan yang dirilis pada Jumat (22/5) disebutkan, perusahaan merasakan dampak dari pandemi virus corona.
Adapun dampak negatif tersebut terasa pada kondisi operasional dan keuangan perusahaan mulai April 2020.
Baca Juga: Rating dipangkas Moody's, ini upaya Gajah Tunggal (GJTL) menjaga kinerja
Akibat dari pandemi ini, telah terjadi pengurangan permintaan dari pelanggan dan keterlambatan dalam kegiatan ekspor, yang dapat menyebabkan penurunan pendapatan.
Adapun manajemen GJTL berkomitmen untuk memonitor perkembangan pandemi virus corona dan terus mengevaluasi dampaknya pada kegiatan operasional dan ekonomi perusahaan untuk membuat keputusan strategis lebih lanjut.
Keputusan strategis yang dimaksud adalah berkaitan dengan penerapan arus kas dan langkah-langkah pengendalian biaya pada pengeluaran biaya administrasi yang tidak perlu dan pengeluaran modal untuk memastikan stabilitas kondisi operasional dan keuangan perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News