kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.892   63,27   0,81%
  • KOMPAS100 1.206   10,13   0,85%
  • LQ45 979   8,98   0,93%
  • ISSI 229   0,84   0,37%
  • IDX30 499   4,39   0,89%
  • IDXHIDIV20 602   5,24   0,88%
  • IDX80 137   1,09   0,80%
  • IDXV30 140   0,40   0,28%
  • IDXQ30 167   1,34   0,81%

Laba Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Naik di Semester I-2024, Ini Penopangnya


Rabu, 31 Juli 2024 / 06:01 WIB
Laba Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Naik di Semester I-2024, Ini Penopangnya
ILUSTRASI. Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) cetak laba bersih Rp 80,69 miliar di semester I-2024


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih di semester I 2024. Di mana, laba bersih IPCC naik 2,24 % menjadi Rp 80,69 miliar dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 78,91 miliar. 

Pencapaian ini ditopang oleh peningkatan arus cargo alat berat sebesar 44,23% (YoY). Disusul, cargo truck and bus sebesar 21,82% (YoY) di Terminal Satelit walaupun terjadi penurunan untuk CBU sebesar 1,25% (YoY) secara konsolidasi.

Lebih lanjut porsi terbesar yang dilayani IPCC adalah Terminal Satelit sebesar 40,94%, Terminal Internasional 40,74% dan Terminal Domestik sebesar 18,32%.

Pelayanan jasa terminal sebagai layanan utama masih menjadi primadona sebagai pencetak pundi-pundi keuangan IPCC dengan kenaikan 1,44% menjadi Rp 340,96 miliar di semester I-2024.

Kemudian diikuti dengan pendapatan dari layanan PDC berupa pengusahaan tanah dan bangunan yang meningkat sebesar 45,23% dari Rp 5,8 miliar menjadi Rp 8,5 miliar.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Revisi Capex 2024 Jadi Rp 17 Miliar

Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi mengatakan, bahwa di tengah menurunnya nilai impor dan ekspor Indonesia khususnya cargo kendaraan, IPCC berhasil membukukan kinerja positif.

Hal ini ini didorong adanya optimalisasi kinerja operasi, implementasi sistem keuangan (PRAYA) serta perubahan pola bisnis di bidang komersial sehingga mendorong optimalisasi pendapatan.

Berbagai strategi bisnis yang telah diterapkan juga membuahkan hasil manis seperti layanan PDC (Pre-Delivery Centre), Port Stock, serta VPC (Vehicle Processing Centre).

Lebih lanjut, Sugeng menuturkan bahwa perolehan laba yang meningkat salah satu faktornya adalah pertumbuhan beban yang lebih rendah dari kenaikan pendapatan.

"Hal ini menjadi bukti bahwa pengelolaan Perusahaan yang efisien di segala lini dengan peningkatan digitalisasi serta transformasi yang dilakukan pada akhirnya akan memberikan manfaat yang maksimal," ungkap Sugeng, Selasa (30/7).

Sedangkan dari sisi EPS (Earning Per Share) atau laba per saham juga meningkat dari Rp43,40  di semester pertama tahun sebelumnya menjadi Rp44,37 di periode yang sama tahun ini. Dari sisi rasio profitabilitas juga menunjukkan kinerja yang baik.

Seiring dengan kenaikan Laba Tahun Berjalan tersebut, Net Profit Margin IPCC di semester pertama tahun ini melambung menjadi 22,4% serta diikuti oleh EBITDA Margin yang juga menanjak menjadi 44,3%.

"Guna menghadapi tantangan serta mengharapkan kondisi bisnis otomotif yang optimis meningkat hingga puncaknya diperkirakan bulan Oktober 2024, IPCC fokus pada pengembangan strategi bisnis yang berkelanjutan serta terus berupaya untuk memperluas pengelolaan terminal kendaraan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang diharapkan tercipta konektivitas antar terminal yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya logistik dengan proses yang efisien dan terintegrasi," jelas Sugeng. 

 

Pada Semester II tahun 2024 diharapkan seluruh car maker dapat mengirimkan seluruh cargo yang dibuat di dalam negeri untuk diekspor melalui terminal IPCC, serta dapat meningkatkan volume impor kendaraan sehingga tercipta kinerja yang optimal dan IPCC dapat memberikan added value bagi Pemegang Saham melalui dividen.

"Sebagai informasi hingga akhir tahun 2024 dan rencana kedepannya kendaraan elektrik diestimasikan mampu menyumbangkan sekitar 30.000 unit khususnya mobil dari China. Sedangkan car maker lainnya diperkirakan pada Semester II 2024 akan mengalami peningkatan mengejar target ketertinggalan Semester I 2024", pungkas Sugeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×