Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
Bagi pencari properti yang memiliki orientasi bisnis, data menunjukan bahwa pelaku bisnis bersedia mengeluarkan anggaran yang lebih besar dengan harga pencarian populer berada pada kisaran harga Rp 2 miliar untuk pembelian properti komersial.
Properti komersial antara lain meliputi rukan, ruko yang juga dapat merangkap sebagai tempat tinggal, gedung kantor, dan gudang.
Dalam segi pembayaran, para pencari properti masih memiliki preferensi pembayaran secara kredit. Data lamudi.co.id menunjukkan bahwa lebih dari 70% pembeli properti memilih jalur pembayaran non-tunai.
Dari mereka yang memilih metode pembayaran kredit, hampir setengah darinya memilih untuk membayar Down Payment atau pembayaran di muka sebesar 10%-15% dari total harga properti, diikuti dengan 5%-10% uang muka yang dipilih oleh 33,27% pengguna.
CEO Lamudi.co.id, Mart Polman menilai hal ini menunjukkan beberapa kemungkinan termasuk darinya adalah keterbatasan uang dingin untuk investasi sebesar properti juga menariknya opsi dan insentif yang diberikan oleh pihak bank maupun pemerintah.
“Melihat pergeseran demografis pencari properti masa kini yang didominasi oleh usia 25 sampai 45 atau generasi milenial dan Z, merekalah yang kami sebut next generation property buyers,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (9/9).
Baca Juga: Lamudi jalin kerjasama digital marketing dengan Sinarmas Land
Lanjutnya, saat ini minat dari generasi ini akan informasi mengenai investasi semakin tinggi, termasuk properti. Next generation property buyers suka mendapatkan opsi dan mereka juga terbiasa mendapatkannya dari brand-brand saat ini, tidak terlepas properti.
”Perjalanan pembelian properti rata-rata terjadi dalam 180 hari atau lebih di saat mobilitas terbatas. Selain berfokus pada affordability kita juga harus memberikan pengalaman digital yang memudahkan perjalanan kepemilikan properti mereka, seperti virtual 360 tour dan konsultasi online,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News