kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LHE China kian merajai pasar kita


Kamis, 13 Januari 2011 / 09:36 WIB
LHE China kian merajai pasar kita


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Laju impor lampu hemat energi (LHE) kian tak terbendung. Data Asosiasi Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) menyebutkan, impor LHE sepanjang 2010 sudah mencapai 161 juta unit. Jumlah ini naik 25% dibanding impor LHE tahun 2009 yang sebanyak 136 juta unit.

Menurut Ketua Umum Aperlindo John Manoppo g, impor melonjak tinggi sejak Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China (CAFTA) berlaku awal tahun lalu. "Dengan adanya perjanjian itu, bea masuk (BM) impor LHE menjadi 0%. Alhasil, LHE China sangat banyak mengalir ke dalam negeri,” ujar John, Rabu (12/1).

Menurut John, impor produk LHE itu menguasai 80,5% pangsa pasar LHE di dalam negeri. Ada pun total penjualan LHE di pasar domestik sebanyak 200 juta unit tahun lalu. Jumlah ini naik 25% dibanding tahun 2009 yang sebesar 160 juta unit.

"Jadi, pangsa pasar produk impor ini makin besar saja. Bagi kami ini persoalan yang serius, dan pemerintah harus segera bertindak," ujar John.

Kenakan kembali BM

John bilang, salah satu cara meredam laju impor adalah dengan meninjau ulang pemberlakuan ACFTA. Yakni, dengan mengenakan kembali BM impor LHE.
Banyak negara, ujar John, mengenakan BM impor LHE. Vietnam, misalnya, memungut BM sebesar 20%. Sementara India 40%. “Kalau BM 0%, ini sama saja pemerintah tidak melindungi produk dalam negeri,” imbuhnya.

Jika BM 0% tidak segera ditinjau, ia khawatir impor LHE bakal melonjak lebih tinggi lagi tahun ini. Sebab, permintaan LHE di pasar domestik semakin besar. Itu sebabnya, ia meminta pemerintah segera membatasi masuknya impor LHE ini.

Selain BM, menurut John ada banyak instrumen bagi pemerintah untuk membendung impor. Di antaranya Inpres Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pemerintah juga bisa memaksimalkan penerapan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 56/2008 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu.

Selama ini, menurut John, berbagai instrumen itu tidak dijalankan secara maksimal. Padahal, jika dijalankan maksimal, produk LHE lokal bisa berjaya di pasar domestik.
Ia memprediksi, penjualan LHE lokal bisa mencapai 100 juta unit. "Tapi, pemerintah harus mau menjalankan aturan yang berlaku secara maksimal, itu saja," ujar John.
Kalau tidak, pasar domestik selamanya dikuasai produk impor. Sementara produk lokal hanya kebagian sisanya saja.

Aperlindo memperkirakan, konsumsi LHE tahun ini mencapai 250 juta unit. Dari jumlah itu, ia menargetkan penjualan LHE lokal tembus 100 juta unit, sementara sisanya dari impor. "Saya optimistis target itu tercapai, karena tahun ini PLN akan menambah sebanyak satu juta pelanggan baru," kata John.

Ari Muladi, Manager Marketing PT Multi Indocitra Tbk, produsen lampu HORI, mengatakan, pasar LHE rata-rata bertumbuh 20% tiap tahun. Sementara rata-rata pertumbuhan penjualan tiap bulan meningkat 30%.

Tahun lalu, Multi Indocitra telah menjual 3 juta unit LHE. Menurut Ari, penjualan sebanyak itu belum mencapai target yang mereka tetapkan, yakni sekitar 4 juta unit.
Penjualan LHE Hori terhambat dan target tidak tercapai karena maraknya LHE impor dan terkendala distribusi. Selain itu, Ari mengakui, LHE Hori memang belum dikenal oleh masyarakat luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×