kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Liar Kudanya, Bermanfaat Susunya


Sabtu, 25 April 2009 / 09:39 WIB


Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Susu kuda liar terkenal lantaran punya bermacam khasiat bagi manusia. Namun, saat ini masyarakat belum bisa membedakan mana susu kuda liar asli dengan mana susu kuda hasil ternakan.

Pernah mencoba rasa susu kuda liar? Pasti anda bakal mengernyitkan dahi sebelum mencicipinya. Karena bau susu kuda liar memang kurang enak alias sengak. Begitu juga rasanya yang asam dan kecut.

Namun, susu kuda liar mengandung banyak manfaat bagi mengonsumsinya. Misalkan saja untuk mengobati sekaligus mencegah beberapa penyakit seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker payudara, kanker rahim, bahkan sampai ke permasalahan seksual seperti lemah syahwat, kurang subur dan sebagainya.

Tak heran jika iklan-iklan susu kuda liar begitu gencar di radio atau di koran-koran. Rata-rata menawarkan testimoni masyarakat yang sembuh dari penyakit-penyakit tersebut setelah beberapa lama mengonsumsi susu kuda liar secara teratur.

Namun, konsumen yang makin kritis mulai menanyakan arti “liar” di sini. "Kalau benar-benar liar, bagaimana memerah susunya?" tanya seorang pendengar radio yang berminat terhadap susu kuda liar tersebut.

Menanggapi protes masyarakat tersebut, BPOM kemudian mengganti label susu kuda liar menjadi susu kuda Sumbawa. Dengan begitu, orang tidak bertanya arti liar di sini. karena pada dasarnya susu kuda tersebut merupakan susu kuda hasil ternakan.

Nah, lain lagi di Kabupaten Bima yang masih satu Provinsi dengan Kabupaten Sumbawa. Susu kuda yang diambil benar-benar berasal dari kuda liar. Lantaran, kuda yang dimaksud tersebut bebas berkeliaran di lereng Gunung Suromandi, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Kuda tersebut sebenarnya milik masyarakat sekitar lereng Gunung Suromandi, akan tetapi dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri," ujar Nurdin SH, Ketua Forum Bima Kreatif yang kerap disapa Haji Nurdin ini.

Lereng Gunung Suromandi sendiri kaya akan rumput-rumputan. Sehingga kuda-kuda liar ini bebas mencari makanan. Lantaran liar, sangat tidak mudah untuk mengambil susunya.

"Perlu usaha tersendiri untuk menangkapnya dan mengambil susunya. Makanya saya heran kalau ada penjual yang bilang bisa menjual susu kuda liar sampai liter-literan," tukas Nurdin.

Rata-rata satu kuda bisa diperah hanya sampai dua botol saja. Sehingga, penjualan susu kuda liar di sini hanya dilakukan berdasarkan pesanan semata. "Kalaupun pesanan banyak, tidak bisa dipaksakan. Paling banter dalam sebulan hanya terkumpul 20 botol susu saja," lanjut Nurdin.

Harga satu botol susu kuda liar ukuran botol sirup hanya sebesar Rp 50.000. Jadi, dalam sebulan omzet masyarakat sekitar lereng Gunung Suromandi paling hanya sebesar Rp 1 juta saja.

Hasil penjualan susu kuda liar tersebut tidak serta merta masuk kantong Nurdin, akan tetapi masuk ke kas desa masyarakat lereng Gunung Suromandi. "Karena kuda-kuda tersebut berada di wilayah lereng Gunung Suromandi, maka hasil penjualan susu kuda liar tersebut dikelola oleh masyarakat," jelasnya.

Nurdin sendiri berlaku sebagai pimpinan kelompok Forum Bima Kreatif. Forum ini sendiri didirikan dalam rangka menyambut tahun Indonesia Kreatif 2009 ini. "Dari pihak pemerintah Bima sudah mulai mengorganisir masyarakat untuk memperoleh manfaat dari hasil hutan, terutama susu kuda liar dan madu lebah gunung," ujarnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×