kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Daya Beli Melemah, Reebok Amati Peralihan ke Produk Diskon dan Entry-Level


Jumat, 25 April 2025 / 13:23 WIB
Daya Beli Melemah, Reebok Amati Peralihan ke Produk Diskon dan Entry-Level
ILUSTRASI. Reebok kembali menegaskan sebagai brand yang timeless melalui kampanye terbarunya, “Waktu Berlalu, Reebok Selalu”. i Reebok yang terus bertahan di tengah perubahan zaman, sekaligus menjadi pengingat bahwa meskipun waktu terus berjalan, ada hal-hal yang tetap abadi—seperti gaya dan kenyamanan yang telah menjadi ciri khas Reebok selama beberapa dekade. Sumber: Reebok


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deflasi yang terjadi di awal tahun 2025 menjadi sinyal melemahnya konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

Fenomena ini turut dirasakan oleh pelaku industri ritel, termasuk merek perlengkapan olahraga global, Reebok.

General Manager Brand Marketing Reebok Martina Harianda Mutis mengungkapkan bahwa konsumen kini mulai melakukan switching ke produk berharga lebih terjangkau.

Baca Juga: Menanamkan Model Timeless, Kunci Reebok Tetap Menjadi Favorit Bagi Penggunanya

"Kami melihat terjadinya switching. Konsumen lebih banyak mengejar produk entry-level atau memanfaatkan potongan harga,” ujar Martina kepada Kontan.co.id, Jumat (25/4).

Martina menegaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan bagian dari komunikasi merek, dan tidak mewakili informasi terbuka dari perusahaan induk Reebok secara resmi.

Untuk menyiasati tekanan konsumsi, Reebok Indonesia telah melakukan sejumlah langkah strategis, antara lain memperluas jangkauan pasar ke area yang sebelumnya belum tersentuh serta menyediakan variasi harga dan diskon menarik.

"Dulu jualannya relatif lebih mudah, sekarang segmen second-tier terasa lebih berat. Tapi kami bantu dengan memberikan diskon," tambah Martina.

Meski tantangan ekonomi terus membayangi, Reebok tetap membukukan pertumbuhan pada awal 2025.

Menurut Martina, pertumbuhan tersebut selaras dengan target internal perusahaan.

Baca Juga: Daya Beli hingga Tarif Trump Jadi Tantangan Peritel, Ini Strategi AMSC

"Growth-nya ada. Base consumer baru juga bertambah. Angkanya belum bisa kami sampaikan, karena faktornya cukup banyak, tapi yang penting ada sinyal positif," jelasnya.

Ke depan, Reebok Indonesia akan memperkuat fokus pada lini produk olahraga (sports), menggeser citra yang selama ini lebih dikenal lewat produk lifestyle.

"Kami ingin kembali ke akar brand kami. Fokus ke produk-produk yang mendukung olahraga," ujar Martina.

Langkah ini dinilai sejalan dengan tren konsumen yang mulai memprioritaskan gaya hidup sehat serta pencarian produk fungsional dengan nilai tambah jelas di tengah tekanan inflasi dan penurunan daya beli.

Selanjutnya: Kasus Keracunan Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) Terulang, BGN Siap Evaluasi SOP SPPG

Menarik Dibaca: Darah Tinggi Tidak Boleh Makan Apa Saja? Ini 9 Pantangannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×