Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan produksi siap jual atau lifting migas lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, catatan dari Kementerian ESDM capaian lifting migas Januari-Maret 2024 sebesar 567.650 barel minyak per hari atau baru mencapai 89,4% dari target APBN 2024 yang ditetapkan sebesar 635.000 barel minyak per hari.
Untuk penyaluran gas, ESDM mencatat telah mencapai 885,5 juta barel setara minyak per hari atau baru mencapai 85,7% dari target APBN yang ditetapkan sebesar 1.033 juta barel setara minyak per hari.
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, Dadan menuturkan bahwa pihaknya memiliki strategi utama untuk meningkatkan produksi atau lifting migas, antara lain, pertama, improving existing asset value melalui peningkatan kegiatan pengeboran pengembangan, workover, dan well services, serta mereaktivasi sumur-sumur idle.
Baca Juga: Kementerian ESDM Catat Realisasi PNBP Sektor Migas Rp 36,81 Triliun Per Mei 2024
“Kami berharap lifting migas bisa ditingkatkan hingga akhir tahun,” kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DRI, Rabu (29/5).
Selain itu, Kementerian ESDM melakukan transformation of resources to production melalui proses percepatan POD serta percepatan onstream proyek-proyek hulu migas.
Berikutnya, Kementerian ESDM melakukan EOR dan Waterflood melalui percepatan proyek EOR seperti di Minas. Terakhir, melakukan exploration for giant discovery dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi di offshore serta di laut dalam dan Indonesia bagian Timur.
“Terdapat temuan di Layaran dan Geng Nort pada tahun 2023,” ujar Dadan.
Untuk diketahui, pemerintah membidik lifting minyak pada 2025 sebesar 597.000 barel per hari dan penyaluran gas 1.036 juta barel setara minyak per hari.
Baca Juga: Pertamina: Tren Produksi Migas Tumbuh 7% dalam Sepuluh Tahun Terakhir
Diberitakan sebelumnya, Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (skk Migas), Hudi Suryodipuro bilang penurunan produksi dikarenakan banjir yang melanda sebagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah Sumatra (PHR, PHE Kampar, Tiara Bumi, SRMD dll).
Akibat banjir tersebut, banyak sumur eksplorasi mengalami unplanned shutdown, dan saat ini KKKS masih mencoba mereaktivasi kembali sumur-sumur tersebut.
Menurut Hudi, bencana banjir juga menyebabkan sejumlah kegiatan pemboran dan well services tidak dapat dilakukan, sehingga belum ada kontribusi dari kegiatan tersebut.
Baca Juga: BPH Migas Mengajukan Kuota Pertalite 2025 Sebesar 33,23 Juta Kiloliter
"Kami masih terus berupaya untuk mengejar target produksi 2024," kata Hudi ke KONTAN, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News