Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan sejumlah tantangan dalam lifting minyak dan gas bumi (migas) sepanjang tahun 2023.
Arifin menjelaskan, sepanjang tahun 2023, realisasi lifting minyak bumi mencapai 605,5 ribu barel per hari (bopd) atau lebih rendah dari target APBN sebesar 660 ribu bopd.
Realisasi ini juga lebih rendah ketimbang capaian tahun 2022 yang mencapai 612 ribu bopd.
Sementara itu, lifting gas bumi mencapai 960 ribu barel setara minyak per hari (boepd) pada 2023 lalu atau meningkat ketimbang raihan 2022 yang sebesar 953 ribu boepd. Meski demikian, capaian tahun 2023 ini masih belum melampaui target APBN yang sebesar 1.100 ribu boepd.
Baca Juga: Aturan Baru Soal Kontrak Gross Split Terbit Bulan Ini
"Tren penurunan ini terjadi karena kita belum mempunyai sumber sumur baru yang bisa memberikan tambahan produksi pada minyak mentah kita," kata Arifin dalam Konferensi Pers, Senin (15/1).
Arifin melanjutkan, pada tahun 2024, pemerintah menargetkan untuk menjaga tingkat penurunan produksi (decline rate) serta mengerek produksi.
Salah satu caranya dengan mengoptimalkan potensi dari sumur-sumur idle yang selama ini belum dioptimalkan potensinya.
Baca Juga: Begini Upaya Kementerian ESDM Kerek Konsumsi Gas Bumi
"Dalam kuartal I 2024 ini programnya sudah ada dan tinggal dilaksanakan. Upaya optimasi dari lifting dengan implementasi Enchanced Oil Recovery (EOR) juga kita dorong," imbuh Arifin.
Arifin menjelaskan, untuk tahun 2024 dalam APBN, pemerintah menetapkan target lifting minyak sebesar 635 ribu bopd dan gas sebesar 1.033 ribu boepd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News