Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi era new normal, PT Dyandra Media International Tbk (DYAN), fokus dalam pengembangan bisnis tourism leisure melalui unit bisnis PT Mitra Natura Raya (MNR) yang mengelola empat Kebun Raya yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Eka Karya Bali.
"Sejak diterbitkannya izin secara bertahap oleh Pemerintah untuk membuka tempat usaha dan tempat rekreasi, terlihat pula peningkatan kualitas pelayanan pengunjung, promosi dan pengelolaan yang terintegrasi di empat Kebun Raya. Hal ini sangat berdampak terhadap kinerja perseroan," jelas Corporate Secretary DYAN merangkap Direktur Utama PT Dyandra Promosindo dan Direktur DYAN, Hendra Noor Saleh, dikutip dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (3/9).
Bahkan sejak mulai beroperasi di awal bulan Juli 2020 secara bertahap, jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kolaborasi dengan pihak lain juga terus ditingkatkan seperti beraliansi dengan Bank BRI, melalui kartu BRIZZI edisi Kebun Raya, yang baru saja diluncurkan pada Selasa (25/8) kemarin bertepatan dengan perayaan HUT Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ke-53.
Baca Juga: Dyandra Media International (DYAN) Merevisi Target Bisnis Tahun 2020
Hendra melanjutkan, konsep baru yang ditawarkan oleh MNR kepada masyarakat dalam menikmati Kebun Raya yaitu dengan memberikan layanan bertemakan “Tour de Kebun Raya”, dimana pengunjung bisa mendapatkan pengalaman menarik untuk berkeliling Kebun Raya dipandu oleh tour guide andalan.
"Hanya dengan membayar sebesar Rp 50.000,- sudah bisa menikmati sekaligus belajar di Kebun Raya. Selain itu, program lainnya yang ditawarkan adalah “Kelas Berkebun”, dimana pengunjung bisa mempelajari dasar berkebun dan kelas berbagai macam tumbuhan seperti Araceae, Anggrek hingga Sukulen," sambung dia.
Hendra menambahkan, dalam lini bisnis penyelenggarakan event, pihaknya masih belum bisa kembali aktif. Namun demikian, manajemen terus berinovasi saat permintaan pasar berubah dengan cepat dan dinamis. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan pendapatan perseroan dan membuka peluang bisnis baru.
Hendra berkata, tantangan bisnis industri MICE baik nasional maupun internasional mengalami hantaman yang luar biasa sejak pandemi COVID-19.
Berdasarkan riset yang dihimpun oleh UFI – The Global Association of the Exhibition Industry periode semester 1 – 2020, yang terdiri dari representatives 62 negara, 73% perusahaan yang bergerak di industri exhibition di seluruh dunia melaporkan penghentian proses bisnis atau aktivitas perusahaan berlangsung sejak bulan April dan Mei 2020.
DYAN melalui unit bisnis Dyandra Promosindo yang bergerak di bidang event and exhibition organizer business juga tidak dapat melakukan proses bisnis sejak pandemi COVID-19, sehubungan dengan kebijakan dan regulasi pemerintah demi menekan penyebaran virus agar tidak semakin meluas. Hal ini berdampak pada penundaan event bahkan pembatalan event.
Baca Juga: Ekspansi ke bidang pariwisata dan pembangunan RS, begini rencana Dyandra Media (DYAN)
Hendra mengungkapkan perseroan tetap berupaya untuk memaksimalkan potensi pendapatan Dyandra dari pos pendapatan lain seperti penyelenggaraan virtual event, penyelenggaraan online music concert, penjualan tiket virtual experience secara online, food and beverages business, official merchandise via online (fashion apparel, bag, accessories dan lain-lain), Website Seminar (webinar), program pelatihan pendidikan industri MICE melalui Dyandra Academy bahkan mempercepat penggunaan teknologi digital di semua lini bisnis.
Tak hanya itu, pihaknya juga tengah memaksimalkan konsep hybrid event yang merupakan perpaduan antara pertemuan virtual dan fisik. Melalui unit bisnis lain seperti PT Nusa Dua Indonesia (Convention & Exhibition Hall Business), PT Samudra Dyan Praga (Supporting Event Business) dan PT Graha Multi Utama (Hotel Business), Perseroan tetap melakukan integrasi yang intensif serta berkelanjutan antar bisnis unit dan memanfaatkan momentum pandemi ini untuk menggali potensi peluang kerjasama lainnya.
“Kami selaku pelaku industri MICE berharap dengan rencana aktifnya kembali penyelenggaraan event, industri ini tetap dapat tumbuh dan berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian. Dukungan dari semua stakeholder, pemangku kepentingan, pemerintah pusat dan masyarakat luas sangat kami harapkan demi bangkitnya industri MICE," tambah dia.
Perseroan menargetkan akhir tahun 2020 merupakan titik awal dimulainya penyelenggaraan event, sejak mengalami vacuum di Maret 2020. DYAN tetap optimis dan menganalisa bahwa geliat industri MICE akan kembali normal di tahun 2021 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News