Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -BATAM. Lion Air Group berencana terus mengembangkan fasilitas Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) yang dimiliki yakni Batam Aero Technic (BAT) dengan investasi mencapai Rp 10 triliun.
Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait bilang ada lima tahapan yang akan dikembangkan ke depannya. "Sejauh ini memasuki persiapan untuk fase tiga, setelah fase ini rampung baru kami akan mulai masuk ke market," ujar Edward, Kamis (27/6).
Sejauh ini BAT telah memiliki sertifikasi dari dalam negeri serta Federal Administration Aviation (FAA). BAT juga telah memperoleh persetujuan dari sejumlah negara seperti Thailand dan Malaysia sehingga memungkinkan BAT melakukan perawatan pada maskapai negara tersebut. Namun sejauh ini proses perawatan masih berfokus pada maskapai yang tergabung dalam Lion Air Group.
Rencana pengembangan ini nantinya akan dilakukan di lahan seluas 30 hektare. "Kita sudah mendapat dukungan pemerintah daerah lewat kontrak sewa lahan 50 tahun," ujar Edward. Hal ini menurutnya akan mendorong para strategic partner untuk menanamkan modalnya di BAT sebab sudah ada kepastian soal lahan investasi.
Edward menambahkan, investasi Rp 10 triliun juga mencakup biaya peralatan yang disebut tergolong mahal. "Kita akan mencari pendanaan dari internal kas maupun perbankan selama itu feasible," jelas Edward. Adapun setelah tahap ketiga rampung BAT akan mulai mencari opsi pendanaan lain. BAT juga berencana menggandeng pabrikan sparepart seperti Honeywell.
Sejauh ini BAT telah memiliki empat hanggar yang mampu menampung hingga 15 pesawat narrow-body. Presiden Direktur BAT I Nyoman Rai Pering bilang setiap tahapan pemgembangan memakan biaya hingga Rp 500 miliar. "Kami targetkan bisa menampung hingga 42 pesawat dan harapannya 2029 rampung," ujar Nyoman, Kamis (27/6).
Baik Edward maupun Nyoman cukup optimistis melihat peluang industri MRO tanah air. "Proyeksi industri MRO nasional bisa mencapai Rp 26 triliun," jelas Nyoman. Sekedar informasi, hingga saat ini BAT telah menuntaskan dua tahapan pengembangan. Selain fasilitas hanggar yang mengurusi light-maintenance dan heavy-maintenance, BAT juga memiliki sejumlah workshop.
Workshop terdiri dari landing gear shop, propeller shop, gas shop serta emergency equipment shop. Kedepannya BAT menargetkan pasar Asia Selatan, Asia Tenggara serta Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News