kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Listrik 2016 butuh batubara 150 juta ton


Selasa, 22 Desember 2015 / 20:20 WIB
Listrik 2016 butuh batubara 150 juta ton


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia menilai pemakaian batubara dalam negeri atau Domestic Market Obligaton (DMO) bakal meningkat pada tahun depan.

Peningkatan tersebut lantaran pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih menjadi dominasi.

Khususnya dalam mega proyek 35.000 Megawatt (MW)

Deputy Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, berdasar data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kebutuhan PLTU, maka kebutuhan batubara tahun depan mencapai 150 juta ton per tahun.

“Untuk proyek yang dimulai pembangunannya pada tahun depan, kebutuhan batubara mencapai 150 juta ton. Seharusnya pemerintah mengecek kembali berapa cadangan kita untuk kebutuhan itu, karena akan terus meningkat,” terangnya di Kantor Dewan Pers, Selasa (22/12).

Dia meminta kepada pemerintah untuk segera mengupdate data cadangan batubara sesuai dengan produksi sampai tahun 2025.

Sehingga, jangan sampai proyek 35.000 MW menjadi molor lantaran kebutuhan batubara dalam negeri tidak mencukupi.

“Terus ekspornya kalau dilihat dari Kebijakan Energi Nasional (KEN) itu memang berkurang terus. Jangan sampai cadangan kita tidak cukup buat itu (proyek 35.000 MW),” tandasnya.

Sementara Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Adhi Wibowo menyatakan penyerapan alokasi batubara dalam negeri DMO untuk pembangkit listrik sekitar 74 juta ton pada tahun 2015.

Alokasi DMO diatur dalam Keputusan Menteri ESDM No. 2805 K/30/MEM/2015 tentang Penetapan Kebutuhan dan Presentase Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri.

"Dalam Kepmen itu menyebutkan alokasi batubara untuk pembangkit listrik 74 juta ton. PLN kemarin menyampaikan penyerapan batubara hanya 61 juta ton. Jadi ada penurunan," katanya kepada KONTAN.

Namun pasokan untuk pembangkit listrik menurun 17%.

Hal ini seiring dengan laporan PT PLN (persero) terkait DMO batubara tahun ini yang diperkirakan hanya sebesar 61 juta ton.

Sayangnya Adhi belum bisa menjabarkan, berapa produksi batubara untuk pembangkit pada akhir tahun ini.

Adhi hanya bilang penurunan serapan batubara itu lantaran rendahnya pertumbuhan konsumsi listrik seiring dengan perlambatan ekonomi.

Dia menuturkan sektor industri seperti semen, pupuk serta tekstil pun mengalami hal serupa.

Hanya saja Adhi tidak ingat secara rinci penurunan kebutuhan batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×