Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Fulus segar di pundi-pundi kas PT Logindo Samudera Makmur Tbk baru saja menggemuk. Perusahaan jasa pelayaran itu baru saja menerbitkan global bond senilai S$ 50 juta, atau setara dengan Rp 486,6 miliar pada 3 Februari 2015 kemarin.
Logindo berencana memakai dana itu untuk melancarkan ekspansi tahun ini. "Khususnya untuk menjembatani modal kerja kami," kata Sundap Carulli, Direktur Keuangan PT Logindo Samudera Makmur kepada KONTAN, Rabu (11/2).
Namun, tak semua dana perolehan obligasi bakal nyemplung ke dalam keranjang belanja modal. Perusahaan berkode LEAD di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu hanya mencuil 70%-80% dari S$ 50 juta untuk mendukung kebutuhan belanja modal US$ 80 juta tahun ini.
Lantas, sisa dana 20%-30% akan dicatat sebagai tambahan ekuitas. Nilainya berarti S$ 10 juta - S$ 30 juta.
Bukan tanpa alasan Logindo memasukkan sebagian dana obligasi itu ke dalam ekuitas. Kebijakan perusahaan itu selama ini, adalah mencukupi 30% duit belanja kapal dari ekuitas. Barulah sisanya, bagian besarnya yakni 70% dari pinjaman pihak ketiga.
Nah, tahun ini, Logindo baru akan belanja empat hingga lima kapal di kuartal II-2015. Perusahaan itu beralasan menyesuaikan dengan waktu penyelenggaraan tender jasa yang akan diikuti.
Manajemen perusahaan itu menyebutkan, tender jasa yang diincar lebih banyak berlangsung di semester II-2015 nanti. Sementara tender jasa yang banyak berlangsung di semester I-2015 lebih banyak tender yang membutuhkan kapal bertenaga kecil.
Hal itu tak sesuai dengan bidikan Logindo. "Kami lebih berminat untuk membidik kontrak dengan kebutuhan kapal bertenaga besar dan jangka waktu pekerjaan yang lama," ujar Sundap.
Asal tahu saja, sepanjang 2015 ini manajemen Logindo mengejar target pertumbuhan pendapatan 15%-20%. Sementara target perolehan kontrak baru sepanjang tahun ini adalah US$ 250 juta.
Jika target itu terpenuhi, Logindo bisa membukukan pertumbuhan perolehan kontrak baru 38,89% dari capaian kontrak baru tahun 2014 yang sebesar US$ 180 juta.
Di luar rencana ekspansi dan target kinerja, Logindo memiliki kewajiban untuk membayar utang yang jatuh tempo tahun ini. Sebagaimana informasi dalam keterbukaan informasi BEI, perusahaan itu memiliki lima utang dalam lima denominasi mata uang asing berbeda.
Perinciannya, nilai kelima utang itu adalah US$ 29,89 juta, EUR 516.644 dan JPY 2,23 juta. Dua utang lainnya adalah utang senilai £ 36.682 dan S$ 451.515.
Atas catatan kewajiban itu, manajemen Logindo mengaku pembayaran utang adalah rutinitas wajar yang biasa dijalankan. Dus, biaya pembayaran utang sudah masuk dalam perhitungan pengeluaran rutin saban tahun.
Untuk melunasi utang tahun ini, Logindo akan memakai kas internal. "Dana hasil global bond yang baru dapat kemarin itu tidak secara khusus digunakan untuk membayar utang," ujar Sundap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News