Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen popok dan pembalut, PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) meluncurkan produk masker bernama Protect Pollution Mask. Untuk menunjang distribusi dan penjualan produk, UCID bekerja sama dengan perusahaan ritel, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) dan PT Indomarco Prismatama (Indomaret).
Sekretaris Perusahaan UCID Vikry Ahmadi belum bisa memastikan berapa jumlah stok masker yang akan dijual untuk permulaan ataupun untuk sepanjang tahun ini. Maklum saja, pasokan produk masker baru ini diperoleh secara impor dengan mengandalkan pabrik yang berlokasi di Jepang. Dengan demikian, stok yang dipasok ke Indonesia juga akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masker di Jepang.
Baca Juga: Lawan wabah corona, izin impor alat kesehatan akan dipermudah
Yang terang, UCID memastikan produk masker baru akan sudah tersedia dalam ukuran medium is 2 pcs per pack dengan harga retail Rp 9.500 di gerai-gerai Alfamart dan Indomaret pada April 2020 mendatang.
“Terkait jangkauannya mencakup seluruh Indonesia, namun akan disesuaikan dengan permintaan juga,” ujar Vikry Ahmadi kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3).
Sebagai informasi, Protect Pollution Mask merupakan produk masker yang memiliki bentuk tiga dimensi yang pas mengikuti lekuk wajah. Menurut Vikry, produk masker Protect Pollution Mask bertujuan untuk menyasar konsumen yang peduli pada kesehatan.
Menurut Vikry, UCID tidak menargetkan angka penjualan tertentu untuk produk masker yang baru diluncurkan tersebut, mengingat jumlah ketersediaan stoknya akan sangat bergantung pada pasokan dari Jepang. Oleh karenanya, Vikry mengaku belum bisa memperkirakan seberapa besar kontribusi produk masker dalam total penjualan perseroan hingga tutup tahun nanti.
Yang jelas, UCID menargetkan pertumbuhan majemuk tahunan atawa compound annual growth rate (CAGR) sebesar 9% untuk segmen baby care, 10% untuk feminim care, dan 25% untuk health care.
Sejauh ini, UCID belum memiliki rencana untuk memproduksi masker Protect Pollution Mask di Indonesia lantaran masih akan mengkaji respons pasar yang ada. Namun, Vikry berujar, tidak menutup kemungkinan nantinya masker Protect Pollution Mask diproduksi di Indonesia apabila pasar menunjukan respon yang positif.
“Tidak ada patokan pasti berapa lama pengujian akan dilakukan, karena di barang konsumer perilaku konsumen bisa beda-beda tiap produknya,” tambah Vikry.
Baca Juga: Menteri Perdagangan terbitkan peraturan larang sementara ekspor antiseptik dan masker
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News