kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Maharaksa Biru (OASA) Bangun PLTSa Senilai Rp 2,6 Triliun di Tangsel


Jumat, 11 April 2025 / 20:22 WIB
Maharaksa Biru (OASA) Bangun PLTSa Senilai Rp 2,6 Triliun di Tangsel
Maharaksa Biru Energi (OASA) memacu bisnis waste to energy. OASA segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tangerang Selatan.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) akan memacu bisnis waste to energy. OASA segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tangerang Selatan (Tangsel) dengan menggandeng mitra dari China.

OASA melalui anak usahanya, PT Indoplas Energi Hijau mendirikan konsorsium bersama China Tianying Inc (CNTY). Konsorsium tersebut akan menggarap pembangunan proyek PLTSa atau fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Cipeucang, di Tangsel, Banten.

Presiden Direktur OASA Bobby Gafur Umar mengungkapkan, surat penetapan pemenang lelang proyek telah diterbitkan oleh otoritas Pemerintah Daerah (Pemda) Tangsel pada 21 Maret 2025. Bobby menargetkan proyek ini bisa dimulai (ground-breaking) pada akhir 2025, sehingga pembangunan dapat berlangsung pada awal 2026.

Pengerjaan konstruksi diperkirakan berlangsung sekitar tiga tahun, sehingga ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2028. Nantinya, PLTSa ini akan mengolah 1.100 ton sampah per hari, terdiri dari 1.000 ton sampah baru dan 100 ton sampah lama yang ada di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Cipeucang.

Sampah akan diolah menggunakan teknologi Moving Grate Incenerator (MGI). "Teknologi ini mengikuti standar internasional, yakni green energy yang tidak menimbulkan gangguan lingkungan berupa asap dan bau," kata Bobby dalam konferensi pers yang berlangsung pada Jumat (11/4).

Secara total, PLTSa Cipeucang ini memiliki kapasitas produksi listrik sebesar 25 Megawatt (MW). Dari jumlah tersebut, sekitar 5 MW akan digunakan untuk keperluan sendiri, dan sekitar 20 MW akan dijual ke PT PLN (Persero). 

Proyek ini memiliki masa konsesi selama 27 tahun. Adapun, total investasi dari PLTSa Cipeucang ini diestimasikan sebesar Rp 2,6 triliun. Bobby bilang, proyek ini akan dibiayai dengan skema project financing.

Sumber pendanaan akan dikombinasikan dengan pinjaman dari perbankan luar negeri dan dalam negeri. Bobby mengatakan pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan dua bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kami harapkan nanti ada konsorsium perbankan, dari luar negeri yang biasa bersama dengan CNTY. Di dalam negeri kami sudah bicara dengan dua bank BUMN, rasanya punya minat yang tinggi terhadap proyek ini," terang Bobby.

Bobby menambahkan, OASA melalui PT Indoplas Energi Hijau akan memiliki mayoritas saham dari perusahaan patungan atau Badan Usaha Pelaksana (BUT) yang akan didirikan bersama CNTY. "Kami baru bisa sampaikan (porsi kepemilikan) saat BUT sudah jadi. Kami mayoritas, di atas 60%," ungkap Bobby.

PLTSa Jakarta dan Kota Lainnya

Tak hanya di Tangsel, secara bersamaan OASA juga akan menggarap proyek PLTSa yang berlokasi di Jakarta Timur. Dalam proyek ini, OASA akan menggandeng mitra dari Jerman.

Bobby menyampaikan pihaknya akan menjalin komunikasi secara intensif dengan Pemda Jakarta, sehingga diharapkan proyek ini bisa ground-breaking pada Q1-2026. Adapun, PLTSa Jakarta ini akan memiliki kapasitas pengolahan 2.000 ton sampah per hari.

Kebutuhan investasi untuk pembangunan PLTSa Jakarta ini terbilang jumbo. Bobby mengestimasikan proyek ini membutuhkan biaya di atas Rp 6 triliun. Meski begitu, Bobby optimistis segmen bisnis waste to energy ini bakal mendongkrak secara signifikan prospek kinerja OASA dalam jangka panjang.

Setelah PLTSa Tangsel dan Jakarta beroperasi, Bobby memproyeksikan kedua proyek tersebut bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp 1,5 triliun per tahun mulai tahun 2029. OASA pun tak akan berhenti di dua kota tersebut.

Bobby bilang, OASA akan menjajaki potensi pembangunan PLTSa di kota-kota besar lainnya seperti di Semarang, Medan dan Bogor. 

"Kami melihat ada beberapa kota yang menarik untuk investasi bersama mitra yang membawa teknologi dan financing," tandas Bobby.

Selanjutnya: Humpuss Intermoda (HITS) akan Delisting, Analis : Sahamnya Sudah Turun 70,71%

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Produk Spesial Mingguan hingga 15 April 2025, Sampo Diskon Rp 19.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×