kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Makin Menjamur, Industri Kecantikan Tembus 1.000 Perusahaan


Jumat, 21 Juli 2023 / 16:19 WIB
Makin Menjamur, Industri Kecantikan Tembus 1.000 Perusahaan
ILUSTRASI. Makin Menjamur, Perusahaan di Industri Kecantikan Sentuh Angka 1.080. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK) Solihin Sofian mengatakan, hingga pertengahan tahun 2023 terdapat 1.080 perusahaan yang bergerak di industri kecantikan. 

Kalau ditilik lagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah ini meningkat sebesar 18,29 persen jika dibandingkan pertengahan tahun 2022 lalu yang berjumlah 913 perusahaan. 

Perkembangan ini dijelaskan oleh Solihin juga tidak terlepas dari situasi Covid-19 yang membuat beberapa perubahan baik dari sudut pandang produsen maupun konsumen produk kecantikan. 

Baca Juga: Mau Suntik Filler Wajah? Ketahui Efek Sampingnya Berikut Ini Dulu

“Penambahan perusahaan ini didasari oleh beberapa hal. Pertama adalah kemudahan izin dari pemerintah, melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS),” kata Solihin saat dihubungi Kontan, Jumat (21/07/23).

Menurut ia, ini terjadi karena pemerintah bisa membaca situasi, OSS ini jelasnya sudah dibuat pemerintah sebelum pandemi. Sehingga pelaku usaha bisa melakukan perizinan secara online dan lebih gampang. 

“Kemudian melihat pola belanja customer dari online ke offline. Ini juga karena pandemi. Di online ini dulunya (sebelum pandemi) punya cost marketing yang sangat rendah. Karena jarang perusahaan yang mempunyai atau mengembangkan komunitas kosmetik atau skincare secara online” tambahnya. 

Sedangkan saat pandemi, komunikasi orang terbatas namun masih bisa terjadi melalui jaringan online. Sehingga komunitas, salah satunya komunitas kosmetik-skincare bisa berkembang dan akhirnya mempengaruhi kebiasaan orang dalam berbelanja.

“Sehingga kalau kita ikuti ya, banyak produk-produk yang booming duluan melalui online. Baik media online maupun sosial media kemudian sampai sekarang pun memiliki customer yang banyak, rising sekali,” katanya.

Ia menyebutkan ada 3 brand yang hingga saat ini masih cukup merajai industri kosmetik dan skincare lokal. Ketiganya jelas dia, menggunakan sosial media dan jaringan online untuk membangun kepercayaan calon pembeli.

Baca Juga: Rangkaian Skincare untuk Kulit Berjerawat dengan Harga Terjangkau

“Mereka semuanya muncul ke permukaan cepat sekali, karena kekuatan sosial media besar sekali. Mereka tau cara transfer teknologi dari analog ke digital,” ungkapnya. 

Dilansir dari Statista, pendapatan di pasar Kecantikan dan Perawatan Pribadi atau Personal Care di Indonesia cukup menjanjikan, yaitu mencapai US$8,09 miliar pada tahun 2023. 

Pasar Kecantikan dan Perawatan Pribadi yang dibagi menjadi lima segmen, yaitu bagian kosmetik, skin care, personal care, parfum dan teknologi kecantikan ini semuanya mengalami kenaikan dari awal tahun 2023.

Sedangkan untuk segmen pasar terbesar adalah segmen Personal Care dengan volume pasar sebesar US$3,41 miliar pada tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×