Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ingin mengembangkan industri pestisida di dalam negeri. Industri pestisida memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan, sekaligus mendorong penguatan sektor kimia sebagai bagian dari struktur industri strategis nasional.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Taufiek Bawazier mengungkapkan impor produk formulasi pestisida mencapai 87.350 ton sepanjang tahun 2024. Data tersebut mencerminkan tingginya kebutuhan terhadap produk agrokimia, seiring dengan luasnya lahan pertanian Indonesia.
Baca Juga: Beras Organik, Sehat dan Bebas Pestisida
Sebagai pemasok bahan baku untuk industri pestisida, sektor kimia diharapkan memiliki kapasitas yang memadai serta memiliki performa yang baik dan stabil.
Taufiek bilang, pemerintah berkomitmen mendorong pembangunan industri kimia hulu yang berdaya saing, melalui peningkatan kapasitas produksi dan pelengkapan struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri.
“Industri kimia merupakan industri strategis di tingkat hulu yang menjadi modal dasar dalam mengembangkan industri di tingkat hilir. Penguatan sektor kimia sebagai pemasok bahan baku menjadi salah satu strategi kunci dalam mendukung daya saing industri hilir,” ungkap Taufiek melalalui keterangan tertulis yang disiarkan Kamis (17/7).
Dalam hal ini, Kemenperin mengapresiasi kepada PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) atas peresmian pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten. Pembangunan fasilitas karbamasi ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi bahan aktif pestisida dalam negeri.
Baca Juga: Direktorat Pupuk dan Pestisida Angkat Bicara Soal Penyelewengan Pupuk Bersubsidi
“Kami mengapresiasi komitmen Delta Giri Wacana membangun fasilitas produksi bahan aktif pestisida di dalam negeri. Langkah ini menunjukkan kepedulian pelaku industri terhadap kemandirian sektor pertanian nasional serta keberanian mengambil peran strategis dalam mendukung kebijakan pemerintah,” kata Taufiek yang hadir dalam peresmian pabrik DGWG pada Rabu (16/7).
Investasi ini menunjukkan potensi pengembangan industri kimia hulu yang masih sangat besar, dan dapat menjadi pengungkit pertumbuhan industri hilir lainnya.
Pabrik karbamasi milik DGWG memiliki kapasitas awal sebesar 2.000 ton per tahun untuk bahan aktif karbamat jenis methomyl dan akan dikembangkan hingga mencapai 6.000 ton per tahun.
Kemenperin ingin terus mendorong pengembangan industri kimia nasional melalui berbagai kebijakan strategis, antara lain peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), pemberian insentif fiskal, pengembangan kawasan industri berbasis kimia, serta program hilirisasi dan substitusi impor.
“Diharapkan, langkah-langkah ini dapat menciptakan struktur industri kimia yang lebih kokoh dan terintegrasi dari hulu ke hilir, sekaligus memperkuat daya saing industri nasional di pasar global," tandas Taufiek.
Selanjutnya: Chandra Daya Investasi (CDIA) Bersiap Tambah Dua Kapal Baru
Menarik Dibaca: Harga CDIA di Pasar Negosiasi Sampai Rp 1.500 Per Saham, Ini Kata Analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News