kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   29.000   1,24%
  • USD/IDR 16.616   9,00   0,05%
  • IDX 8.067   -160,68   -1,95%
  • KOMPAS100 1.104   -18,58   -1,66%
  • LQ45 772   -16,13   -2,05%
  • ISSI 289   -5,28   -1,79%
  • IDX30 403   -8,81   -2,14%
  • IDXHIDIV20 455   -7,63   -1,65%
  • IDX80 122   -2,25   -1,82%
  • IDXV30 131   -1,45   -1,10%
  • IDXQ30 127   -1,92   -1,49%

Mandatori B50 Tahun 2026, Substitusi Konsumsi Solar hingga 20 Juta Kiloliter


Selasa, 14 Oktober 2025 / 16:15 WIB
Mandatori B50 Tahun 2026, Substitusi Konsumsi Solar hingga 20 Juta Kiloliter
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi.  Kementerian ESDM sebur penerapan mandatori B50 tahun depan dapat menjadi substitusi konsumsi solar hingga 20 juta kilo liter (kl).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani mengungkap penerapan mandatori biodiesel 50% (B50) atau Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dengan 50% minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) tahun depan dapat menjadi substitusi konsumsi solar hingga 20 juta kilo liter (kl).

Dalam pemaparannya, Eniya bilang prediksi konsumsi solar dalam negeri tahun depan dapat mencapai 40,2 juta kiloliter. Dengan penerapan B50, dapat mensubstitusi hampir setengah dari kebutuhan sepanjang tahun 2026.

"Jadi konsumsi kita itu 40,2 juta kiloliter. Ini prediksi tahun depan untuk konsumsi solar. Kita 40,2 juta. Nah 50 persennya itu 20,1 juta, dari komposisi FAME nanti, FAME-nya 20,1 juta," kata Eniya saat ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (14/10/2025).

 Baca Juga: Kementerian Pertanian Temukan 2.039 Kios Pupuk Bermasalah

FAME atau Fatty Acid Methyl Ester (Metil Ester Asam Lemak), yang dimaksud Eniya merupakan nama kimia untuk biodiesel dari sumber terbarukan, dalam hal ini berasal dari minyak nabati sawit atau CPO.

Dalam catatan Kementerian ESDM, pemanfaatan biodiesel dari tahun 2020 hingga 2025 telah berhasil menghemat devisa hingga US$ 40,71 miliar.

Dan dengan penerapan B50, pemerintah memproyeksikan adanya potensi penghematan devisa tambahan yang sangat besar, yakni mencapai US$ 10,84 miliar hanya dalam satu tahun implementasinya di 2026.

Secara teknis, program B50 dirancang untuk menutup sisa kuota impor yang masih ada di bawah kebijakan B40 saat ini.

Adapun, pada tahun 2025, impor minyak solar diperkirakan masih berada di angka 4,9 juta kiloliter atau setara 10,58% dari total kebutuhan nasional.

Implementasi B50 diklaim ESDM akan meningkatkan porsi bahan bakar nabati (FAME) dalam solar secara masif, sehingga mampu menggantikan sepenuhnya volume impor tersebut dan menjadikan pasokan solar nasional 100% berasal dari sumber daya domestik.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Acuan Anjlok 1,6% Menuju Level Terendah dalam 5 Bulan

Selanjutnya: AS-China Memanas, Bursa Asia Anjlok ke Level Terendah 2 Pekan pada Selasa (14/10)

Menarik Dibaca: Terjebak Utang Pinjol Ilegal? Simak Tips Menghindar dan Pilih KTA Resmi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×