kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mandom masih sibuk urus relokasi


Senin, 19 Januari 2015 / 09:00 WIB
Mandom masih sibuk urus relokasi
ILUSTRASI. Terlihat aman untuk dimakan, nyatanya ada sederet jenis makanan yang tak boleh dikonsumsi bayi usia dibawah 1 tahun.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Sepanjang kuartal I- 2015, PT Mandom Indonesia Tbk sepertinya belum bisa maksimal menjalankan bisnis. Produsen Gatsby dan Pixy ini masih akan disibukkan oleh proses migrasi dari pabrik lama di Sunter, Jakarta Utara ke kawasan MM2100 di Cibitung, Bekasi Jawa Barat.

Asal tahu saja, Mandom Indonesia sudah menjual lahan dan bangunan pabrik Sunter kepada PT Temas Lestari pada Desember 2014. Namun, kedua perusahaan itu sepakat penyelesaian transaksi jual-beli dilakukan tahun ini.

Corporate Secretray Mandom Indonesia Alia Dewi kepada KONTAN, Minggu (18/1) menjelaskan ini terjadi lantaran Mandom Indonesia membutuhkan waktu merelokasi pabrik. Semua relokasi akan diselesaikan awal 2015 ini. "Saya saat ini juga masih berkantor di Sunter," terang Alia.

Sebagai gambaran, penjualan aset di Sunter ini mendatangkan fulus Rp 500 miliar. Perusahaan berkode saham TCID di Bursa Efek Indonesia itu berencana memakai dana segar tersebut untuk melengkapi kebutuhan pembangunan gedung kantor, pabrik, dan keperluan operasional di MM2100 Cibitung.

Dana perolehan jual-beli itu di luar alokasi belanja modal tahun 2015. Sayangnya, Mandom Indonesia belum bisa menyebutkan alokasi  belanja modal dan target pendapatan tahun ini.

Yang pasti Mandom Indonesia mengincar pendapatan Rp 3 triliun pada 2016 nanti. Target pendapatan itu hampir dua kali lipat dari pendapatan hingga September 2014, yakni Rp 1,76 triliun. Sementara kalau dibandingkan dengan pendapatan 2013 yang sebesar Rp 2,03 triliun, target 2016 itu lebih besar 47,78%.

Mandom Indonesia meyakini beroperasinya pabrik MM2100 Cibitung bisa mendukung target tahun depan itu. Sekadar mengingatkan sebelumnya manajemen Mandom Indonesia pernah menyampaikan, pabrik anyar itu berkapasitas produksi 1,55 miliar pieces per tahun. Kapasitas ini naik 59,79% dari kapasitas produksi pabrik Sunter yakni 970 juta pieces setahun.

Mandom Indonesia tak cuma membidik peningkatan produksi. "Kami juga berharap bisa meningkatkan efisiensi produksi karena kantor, pabrik dan pusat logistik berada di satu lokasi," ujar Alia.

Strategi tambahan

Selain mengandalkan peran pabrik anyar, Mandom Indonesia akan mengerek kinerja dengan dua strategi lain. Pertama, Mandom Indonesia bakal rutin merilis produk baru. Sayangnya, perusahaan itu belum bisa membeberkan detail produk baru itu.

Terbaru, perusahaan itu meluncurkan produk sanitasi berupa hand sanitizer bertajuk Lalalife. Mandom Indonesia sengaja melepas kategori produk baru itu di akhir tahun 2014 untuk melihat respon pasar di 2015. Sebelum akhirnya menggarap produk sanitasi itu, Mandom Indonesia mengembangkan produk ini selama dua tahun.

Karena baru diluncurkan akhir tahun, perusahaan itu belum menikmati hasil yang menggiurkan. "Karena masih baru jadi masih tahap distribusi," kata Alia.

Strategi kedua, memperkuat jaringan distribusi. Tahun lalu, Mandom Indonesia mengejar target penambahan 20-30 titik distribusi baru dengan fokus di Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur. Sampai akhir 2013, perusahaan itu memiliki 113 titik distribusi.

Dengan alasan masih mengaudit kinerja keuangan, Mandom Indonesia belum mengungkapkan pencapaian kinerja 2014. Sebagai informasi, hingga akhir September 2014, penjualan lokal sebesar Rp 1,21 triliun, atau masih mendominasi pendapatan kotor perusahaan itu hingga 67,98%. Sisanya adalah penjualan ekspor berkontribusi 32,02%, atau Rp 565,89 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×