kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Manfaatkan hujan, petani bisa tanam sepanjang musim


Kamis, 07 Oktober 2010 / 11:00 WIB
Manfaatkan hujan, petani bisa tanam sepanjang musim
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Petani bisa memanfaatkan curah hujan yang tinggi yang menggerojok belakangan. Hanya saja, petani harus bisa memilih jenis sayuran yang cocok ditanam dengan kondisi cuaca seperti saat ini.

Curah hujan yang cukup tinggi membuat target produksi sayuran yang dipatok pemerintah tahun ini tidak tercapai. Awalnya, pemerintah memperkirakan produksi sayuran tahun ini bisa tumbuh 3,5% ketimbang tahun lalu. Namun, cuaca yang ekstrim tak urung membuat produksi sayur tahun ini hanya meningkat 1,3% menjadi 10,655 juta ton dari tahun lalu yang sebesar 10,510 juta ton.

"Kalau bisa mamanfaatkan peluang, petani bisa melakukan penanaman sepanjang musim," kata Ketua Dewan Hortikultura Benny Kusbini.

Untuk itu, Kementerian Pertanian juga perlu melakukan kerjasama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) untuk melakukan identifikasi tingkat curah hujan di setiap wilayah. Hal ini dilakukan untuk membantu petani memilih tanaman yang cocok dengan curah hujan.

Benny mencontohkan, jika di suatu daerah itu memiliki curah hujan yang tidak terlalu tinggi, maka petani bisa menanam jenis sayuran seperti sawi, cabai tau bawang merah. "Tapi, untuk daerah yang curah hujannya tinggi bisa menanam jenis tanaman yang lebih tahan air seperti kentang," katanya.

Jika hal ini bisa dilakukan, Benny optimis pertumbuhan produksi sayuran sebesar 1,3% ini bisa tercapai. Apalagi, hingga semester I tahun ini, jumlah produksi sayur mayur secara keseluruhan sudah mencapai 5,839 juta ton.

Selain melihat peluang ini, tingkat produktifitas tanaman juga perlu terus ditingkatkan. Sebab, saat ini tingkat produktifitas tanaman sayuran di Indonesia masih rendah. Contohnya, untuk tanaman kentang, di Indonesia setiap satu hektar lahan hanya bisa menghasilkan kentang sekitar 15 ton - 20 ton. Bandingkan dengan di Belanda yang setiap hektarnya bisa menghasilkan 50 ton kentang. "Tingkat kerusakan tanaman pasca panen juga perlu ditingkatkan, sehingga bisa mengurangi kerusakan hasil tanam," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×