Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Saat berkunjung ke Australia pekan lalu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan apresiasi kepada Australia, karena produk manggis Indonesia telah mendapatkan akses pasar ke negara itu.
Dalam kesempatan itu, Gita juga menyatakan keinginannya bahwa Indonesia juga berminat untuk mendapatkan akses pasar, untuk mangga dan salak.
Menurut Gita, Indonesia dan Australia telah sepakat untuk membahas kerja sama tersebut. Saat ini telah terbentuk Pokja Kerja Sama Pertanian, Makanan dan Kehutanan Indonesia-Australia yang akan bertemu pada awal Desember 2012.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Perdagangan Australia Craig Emerson, juga meminta penjelasan sekitar kebijakan impor produk hortikultura, impor daging sapi dan sapi hidup, serta kebijakan pertambangan Indonesia.
Sebelum pertemuan bilateral tersebut, juga digelar dialog Indonesia-Australia Business Partnership Group (BPG) yang melibatkan KADIN Indonesia dan KADIN Australia serta Indonesia-Australia Business Council dan Australia-Indonesia Business Council.
BPG yang dibentuk pada kuartal kedua tahun ini, melakukan kajian mengenai arah dan cakupan perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
"Kami sepakat dengan laporan sementara BPG bahwa CEPA yang kami rundingkan dengan Australia seyogyanya bukan sekadar FTA dalam pengertian konvensional. Hal itu lebih sebagai platform kemitraan yang lebih dalam dan luas bagi kedua negara, untuk bermitra sebagai dua ekonomi terbesar di kawasan ini," kata Gita, dalam siaran pers Kementerian Perdaganga, Minggu (14/10) ini. (Eny Prihtiyani/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News