Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
Ari menegaskan, ELSA tetap melaksanakan pengembangan bisnis khususnya beberapa proyek yang telah memasuki tahap akhir. " Harapannya akan menjadi revenue stream baru," kata Ari.
Adapun untuk mempertahankan profit, ELSA melakukan cost leadership. Kemudian penghematan biaya dengan menekan cost of revenue. "ELSA membedah cost structure. Bahkan, direksi melakukan micro management," ungkapnya.
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, ELSA berharap bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 7,7 triliun dengan laba bersih Rp 291 miliar pada tahun ini.
Strategi untuk meraih target tersebut, ELSA berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan kontrak baru dan membidik layanan baru, melalui fungsi pengembangan usaha. Beberapa proyek yang dibidik antara lain, proyek seismik di Pulau Jawa, jasa hydraulic workover di Pulau Jawa, jasa dredging, jasa alih media dan juga pengelolaan depo/vendor held stock di beberapa lokasi.
Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) catatkan kinerja yang positif di semester I-2021
Pada kuartal I 2021 ini Elnusa mencatatkan Pendapatan usaha sebesar Rp 1,8 triliun, laba bruto Rp 120 miliar dan laba bersih sebesar Rp 1,6 miliar. Secara komposisi terhadap total pendapatan, jasa hulu migas memberikan kontribusi sebesar 39%, jasa distribusi dan logistik energi 50% dan 11% sisanya dikontribusikan oleh jasa penunjang.
Dalam hal belanja investasi, Elnusa telah menganggarkan kenaikan investasi hingga mencapai Rp 600 miliar di tahun ini. Pada tiga bulan pertama tahun ini, jasa hulu migas telah merealisasikan pembelanjaan pada peralatan pendukung produksi migas seperti slickline dan hydraulic workover unit.
Sedangkan pada jasa distribusi dan logistik energi, ELSA telah melakukan groundbreaking TBBM di Tembilahan – Riau, yang juga akan masuk sebagian dalam alokasi anggaran belanja tahun ini.
Selanjutnya: Produk baru belum berkontribusi signifikan, Sentra Food terus agresif penetrasi pasar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News