kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marak demonstrasi mahasiswa membuat peritel semakin rugi


Selasa, 01 Oktober 2019 / 17:17 WIB
Marak demonstrasi mahasiswa membuat peritel semakin rugi
ILUSTRASI. Belanja pakaian


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi demonstrasi yang dilakukan Mahasiswa di beberapa kota turut menjadi perhatian para peritel, pasalnya aksi unjuk rasa itu berimbas pada traffic pengunjung dan penjualan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor ritel.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut beberapa gerai ritel terdampak atas aksi tersebut, khususnya di Jakarta yang berimbas pada kerusuhan.

Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Aprindo menyebut pelanggan menghindari gerai-gerai ritel dan pusat perbelanjaan yang dekat dengan titik area demonstrasi. Imbasnya selain kinerjanya tertekan, pengunjung yang sudah terlanjut datang juga terjebak dan tak bisa lantas pulang, kondisi ini merugikan bagi peritel yang tengah mengalami low season.

“Pusat perbelanjaan tetap buka, tetapi minimarket yang di jalanan langsung itu bisa tutup gerai. Mereka lihat perkembangan kalau tidak terganggu sebenarnya malah ramai karena pendemo butuh makan dan minum, tetapi juga takut potensi rusuhnya,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/10).

Baca Juga: Ekonomi dunia melambat, risiko gagal bayar utang korporasi Asia Pasifik meningkat

Ia menyebut dampak yang paling besar menimpa peritel makanan siap saji karena penjualannya akan terganggu, sedangkan untuk segmen lain seperti fesyen dan lainnya kendati terganggu namun stok bisa dijual kembali hari berikutnya. Hanya saja, sejauh ini dirinya belum bisa memperkirakan berapa kerugian yang menimpa peritel akibat aksi mahasiswa tersebut.

Kekisruhan yang saat ini terjadi juga akan mengganggu iklim investasi yang akan masuk ke Indonesia yang ujungnya akan mempengaruhi kinerja ritel. Oleh karena itu, dirinya berharap demonstrasi tersebut tidak berlanjut karena imbasnya tidak hanya pada sektor ritel melainkan juga kondisi ekonomi Indonesia.

“Kalau kayak begini terus tidak mungkin ada investasi masuk, kalau tidak masuk tidak ada kerjaan, nanti tidak ada yang mau belanja. Dampak ke ritel kan kami hanya menunggu situasi membaik sehingga bisa berjualan dengan tenang,” lanjutnya.

Baca Juga: Ekonomi digital dan pentingnya keterampilan online

Stefanus Ridwan, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) juga mengatakan demonstrasi ini berefek pada operasional mallnya. Beberapa malll yang terdampak demonstrasi terpaksa menutup operasinya lebih awal demi keamanan karyawan maupun pelanggan.

Hal ini juga memberikan efek yang signifikan terhadap pendapatan tenant mall, hanya saja dirinya belum bisa memperkirakan berapa kerugian yang terjadi.

Selain itu, dari sisi pengelola mall dan pusat belanja, biaya petugas keamanan juga digandakan sehingga membuat cost operational meningkat. Dirinya mencatat penurunan tingkat kunjungan yang signifikan pada saat demonstrasi khususnya wilayah-wilayah yang menjadi titik demonstrasi. Oleh karena itu, dirinya berharap demonstrasi yang dilakukan bisa berlangsung aman dan tertib.

“Saya harapkan jangan lama-lama demonstrasinya, nanti ekonomi bisa rusak. Apalagi sudah low season begini, jangan-jangan ini bikin ritel bangkrut. Saya belum tau potensi kerugiannya berapa, ini kan aneh mestinya demonstrasi itu siang hari sampai jam 6, lha ini mulai saja sore dan malam itu memang tendensi rusuhnya lebih banyak,” tambahnya.

Sejauh ini menurut laporan yang diterimanya, tidak ada pusat perbelanjaan yang menjadi sasaran amuk massa. Efek yang terjadi sejauh ini hanya penutupan operasional lebih awal dan pengetatan petugas keamanan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Lebih dari itu, mall-mall yang lokasinya tidak dekat dengan titik demonstrasi masih berjalan normal.

Baca Juga: DPK valas perbankan mulai menciut di bulan Agustus

“Belum tahu dampak kerugiannya, padahal hari Minggu kemarin masih ramai. Hari ini jalanan sudah sepi, itu kami khawatir sekali dengan sepi, ini artinya pengunjung akan semakin sedikit,” lanjutnya.

PT Metropolitan Retailmart pemilik gerai Metro Department Store menyatakan bahwa satu gerainya di wilayah Senayan terdampak akibat demonstrasi. Manajemen terpaksa menutup lebih awal operasional gerai mengikuti kebijakan mall.

Manajemen terpaksa sudah menutup gerai pada pukul 20.00 WIB melihat perkembangan demonstrasi yang sudah mulai rusuh. “Antisipasi kami tetap waspada, pengamanan lebih diperketat dan koordinasi yang intens dengan pihak mall,” tambahnya.

PT Sari Coffee Indonesia pemilik gerai Starbucks juga terpaksa menutup lebih cepat operasi beberapa gerai yang berada di sekitar area demonstrasi. Kondisi tersebut tidak hanya membuat pelanggan menjadi tidak nyaman, tetapi juga barista dan pegawai Starbucks juga menjadi kesulitan untuk pulang.

Baca Juga: Moody's menetapkan peringkat B2 untuk Agung Podomoro (APLN) beserta surat utangnya

“Kemarin walaupun terjadi kerusuhan kami masih buka sampai jam 8 dan jam 9 malam, jadi tetap sampai malam dan kami mengutamakan pengunjung, barista dan lainnya untuk bisa pulang dengan selamat,” ujar Liryawati, Chief Marketing Officer Starbucks Indonesia.

Ia menyebut kondisi tersebut memang tidak diinginkan oleh pelaku usaha karena akan menimbulkan keresahan. Oleh karena itu, operasional gerai-gerai yang terdampak demonstrasi bakal lebih fleksibel memperhatikan perkembangan terakhir di lapangan. 

“Setiap ada kerusuhan tentu itu akan mengganggu bisnis, tentunya kami harapkan demonya berhenti dan bisnis bisa kembali membaik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×