Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .
Selain itu, dari sisi pengelola mall dan pusat belanja, biaya petugas keamanan juga digandakan sehingga membuat cost operational meningkat. Dirinya mencatat penurunan tingkat kunjungan yang signifikan pada saat demonstrasi khususnya wilayah-wilayah yang menjadi titik demonstrasi. Oleh karena itu, dirinya berharap demonstrasi yang dilakukan bisa berlangsung aman dan tertib.
“Saya harapkan jangan lama-lama demonstrasinya, nanti ekonomi bisa rusak. Apalagi sudah low season begini, jangan-jangan ini bikin ritel bangkrut. Saya belum tau potensi kerugiannya berapa, ini kan aneh mestinya demonstrasi itu siang hari sampai jam 6, lha ini mulai saja sore dan malam itu memang tendensi rusuhnya lebih banyak,” tambahnya.
Sejauh ini menurut laporan yang diterimanya, tidak ada pusat perbelanjaan yang menjadi sasaran amuk massa. Efek yang terjadi sejauh ini hanya penutupan operasional lebih awal dan pengetatan petugas keamanan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Lebih dari itu, mall-mall yang lokasinya tidak dekat dengan titik demonstrasi masih berjalan normal.
Baca Juga: DPK valas perbankan mulai menciut di bulan Agustus
“Belum tahu dampak kerugiannya, padahal hari Minggu kemarin masih ramai. Hari ini jalanan sudah sepi, itu kami khawatir sekali dengan sepi, ini artinya pengunjung akan semakin sedikit,” lanjutnya.
PT Metropolitan Retailmart pemilik gerai Metro Department Store menyatakan bahwa satu gerainya di wilayah Senayan terdampak akibat demonstrasi. Manajemen terpaksa menutup lebih awal operasional gerai mengikuti kebijakan mall.
Manajemen terpaksa sudah menutup gerai pada pukul 20.00 WIB melihat perkembangan demonstrasi yang sudah mulai rusuh. “Antisipasi kami tetap waspada, pengamanan lebih diperketat dan koordinasi yang intens dengan pihak mall,” tambahnya.
PT Sari Coffee Indonesia pemilik gerai Starbucks juga terpaksa menutup lebih cepat operasi beberapa gerai yang berada di sekitar area demonstrasi. Kondisi tersebut tidak hanya membuat pelanggan menjadi tidak nyaman, tetapi juga barista dan pegawai Starbucks juga menjadi kesulitan untuk pulang.
Baca Juga: Moody's menetapkan peringkat B2 untuk Agung Podomoro (APLN) beserta surat utangnya
“Kemarin walaupun terjadi kerusuhan kami masih buka sampai jam 8 dan jam 9 malam, jadi tetap sampai malam dan kami mengutamakan pengunjung, barista dan lainnya untuk bisa pulang dengan selamat,” ujar Liryawati, Chief Marketing Officer Starbucks Indonesia.
Ia menyebut kondisi tersebut memang tidak diinginkan oleh pelaku usaha karena akan menimbulkan keresahan. Oleh karena itu, operasional gerai-gerai yang terdampak demonstrasi bakal lebih fleksibel memperhatikan perkembangan terakhir di lapangan.
“Setiap ada kerusuhan tentu itu akan mengganggu bisnis, tentunya kami harapkan demonya berhenti dan bisnis bisa kembali membaik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News