kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Margin gurih, Grab dan Gojek juga bersaing ketat di bisnis pengantaran makanan


Rabu, 11 September 2019 / 15:17 WIB
Margin gurih, Grab dan Gojek juga bersaing ketat di bisnis pengantaran makanan
ILUSTRASI. Bukan cuma di platform pembayaran digital, Grab dan Gojek juga bersaing ketat di bisnis pengantaran makanan.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perusahaan aplikasi transportasi online Grab dikabarkan bakal mengakuisisi platform pembayaran digital DANA untuk menandingi Gopay, platform pembayaran digital milik Gojek.

Bukan cuma di platform pembayaran digital, Grab dan Gojek juga bersaing ketat di bisnis pengantaran makanan. Dua perusahaan startup terpanas di Asia Tenggara ini berada di tengah-tengah pertarungan bisnis pengantaran makanan.

Baca Juga: Rumor hangat: Hadang Gojek, Grab akan mengakuisisi DANA

Mengutip Bloomberg, dalam waktu empat tahun saja, Gojek yang berbasis di Jakarta telah berkembang pesat dan mampu menggandeng 400.000 pedagang makanan. AdapunĀ  jumlah pesanan mencapai 50 juta pesanan per bulan atau sekitar 1,7 juta pesanan per hari di seluruh lokasi di Indonesia, Vietnam dan Thailand.

"Bisnis pengiriman makanan telah melampaui bisnis ride hailing atau transportasi," kata Presiden Gojek Andre Soelistyo di konferensi teknologi "Sooner Than You Think" yang diselenggarakan Bloomberg di Singapura, Kamis pekan lalu.

"Ini hampir dua kali lipat dari ukuran bisnis transportasi. Ini sudah terjadi," ujarnya lagi.

Baca Juga: Permudah layanan transportasi di bandara, GoJek luncurkan GoCar Instant

Grab Singapura yang belakangan masuk bisnis pengantaran makanan tak mau kalah cepat. Bisnis Grab semakin cepat dengan bantuan dana besar-besaran dari SoftBank Group Corp dan akuisisi bisnis pengantaran dan pengantaran makanan lokal Uber Technologies Inc. pada tahun 2018.

Tahun ini, Grab menyebutkan daftar pedagang makanan yang bergabung dengan Grab sudah bertambah tiga kali lipat.

Kedua perusahaan startup tersebut dipimpin oleh teman kuliah yang bertemu saat belajar di Harvard Business School. Gojek dipimpin Co-founder dan Chief Executive Officer Nadiem Makarim. Sementara Grab dikomandani Co-founder dan CEO Anthony Tan.

"Mereka melihat titik terang di pasar pengiriman makanan karena menawarkan margin yang jauh lebih menarik daripada bisnis naik-naik yang lebih mapan," kata Florian Hoppe, mitra Bain & Co yang berbasis di Singapura.

Menurutnya, saat ini, pasar pengiriman makanan masih jauh lebih kecil daripada pasar transportasi di Asia Tenggara. Tapi dalam lima tahun ke depan pendapatannya akan setara atau atau lebih besar dari bisnis transportasi.

Baca Juga: Pertimbangkan pengguna dan regulasi, Go-Jek berhati-hati dalam pengembangan PayLater

Secara global, industri pesanan makanan online telah tumbuh menjadi bidang yang sangat kompetitif, yang telah mengarah pada konsolidasi. Kue bisnis ini diperkirakan mencapai US$ 300 miliar.

Di Indonesia, pengiriman makanan online hanya menyumbang 1,3% dari total pasar makanan, dibandingkan dengan 8% di AS dan sekitar 12% di Cina, menurut data dari Euromonitor.

"Kami hanya menyasar permukaan dalam hal penetrasi di bagian dunia ini. Kami benar-benar percaya bahwa ini adalah peluang besar," kata Catherine Sutjahyo, Chief Food Officer Gojek seperti dilansir Bloomberg.

Di tempat lain di dunia, perusahaan seperti Uber juga secara agresif pindah ke bisnis pengiriman makanan untuk mencari margin keuntungan yang lebih tinggi. setelah melihat pencapaian Gojek dan Grab di Asia Tenggara.

Apalagi Gojek dan Grab juga menawarkan pembayaran digital dan berbagai layanan lainnya. Gojek, yang memproses US$ 2 miliar transaksi pengiriman makanan pada tahun 2018, tidak puas hanya dengan pencapaian ini.

Baca Juga: Gojek masih menjadi isu hangat di Malaysia

Perusahaan ini juga menggunakan data dan pembelajaran mesin untuk mempelajari pola konsumsi, perilaku pengemudi dan lalu lintas.

Jadi ketika pengguna membuka aplikasinya, perusahaan memperhitungkan lokasi mereka, waktu, dan perilaku masa lalu mereka untuk memprediksi keinginan mereka yang paling mungkin. Aplikasi GoFood menawarkan rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan apa yang biasanya dipesan pengguna dan makanan yang telah mereka nilai.

Sejak Gojek memulai ekspansi internasional akhir tahun lalu, GoFood telah tersedia di Hanoi, Kota Ho Chi Minh dan Bangkok, dan mengintensifkan persaingan dengan Grab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×