kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masa panen mundur, Perpadi: Harga beras akan naik jika Bulog tak salurkan impor


Selasa, 11 Desember 2018 / 21:12 WIB
 Masa panen mundur, Perpadi: Harga beras akan naik jika Bulog tak salurkan impor
ILUSTRASI. Konsumen memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang


Reporter: Denita BR Matondang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa panen diprediksi bakal mundur dari Maret menjadi April 2019 mendatang. Alhasil, musim paceklik di akhir tahun lebih panjang.

Lantaran musim panen mundur, harga beras diprediksi akan naik hingga Rp 12.000 per kilogram (kg)-Rp 13.000 per kg pada Januari dan Februari. 

Melihat kondisi ini, Bulog diminta untuk tak menahan beras impor untuk menekan harga beras. "Kalau pemerintah tidak melakukan operasi pasar dan beras yang katanya surplus hingga 2,85 juta ton dan impor 2 juta ton maka harga beras akan tertekan," kata Kepala Koperasi Pasar Induk Cipinang Zulkifli Rasyid  saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (11/12).

Zulkifli mengatakan, meskipun masa panen di Januari telah mulai tetapi pasokan dari petani tidak mampu mencukupi konsumsi nasional. 

Menurutnya, kebutuhan konsumsi beras Januari hingga Februari mencapai 5 juta ton. Sementara itu, stok beras di tingkat usaha tani hanya sampai sampai bulan kebutuhan konsumsi. Biasanya 2.000 pengusaha penggiling padi hanya mampu memproduksi 3 juta ton beras per bulan.

"Artinya defisit meskipun Januari itu sudah mulai panen tapi hanya sedikit, " ujar Zulkifli.

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso bilang, saat ini penggilingan kecil sudah tidak memiliki stok gabah. Makanya, "Kalau Bulog dan pemerintah tak salurkan impor pasti harga naik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×