Reporter: David Oliver Purba | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Asahimas Flat Glass Tbk tak mau memasang target muluk atas kinerjanya di kuartal II-2015 nanti. Produsen kaca ini beralasan, perlambatan ekonomi masih menjadi tantangan di triwulan kedua tahun ini. Kalaupun ada pertumbuhan pendapatan, besarnya tak terpaut jauh dari kuartal I-2015.
"Ada kenaikan, tapi hanya sedikit saja atau mungkin sama dengan kuartal I," ujar Rusli Pranadi, Direktur Independen PT Asahimas Flat Glass Tbk kepada KONTAN, Minggu (7/6).
Di kuartal I-2015, Asahimas Flat mencetak penjualan bersih senilai Rp 839,92 miliar. Laba komprehensif tahun berjalan Rp 82,02 miliar.
Wujud perlambatan ekonomi itu adalah penurunan permintaan properti dan kendaraan. Bagi Asahimas Flat, dua sektor tersebut signifikan mempengaruhi kinerjanya. Maklum, perusahaan ini memproduksi kaca lembaran untuk properti dan kendaraan.
Sebagai informasi, saat ini kapasitas produksi Asahimas Flat mencapai 570.000 ton kaca per tahun. Sebanyak 70% berupa kaca lembaran properti dan 30% sisanya berupa kaca lembaran kendaraan.
Benar, Bank Indonesia telah mengelurkan kebijakan pelonggaran rasio pinjaman alias loan to value (LTV) yang bisa menguatkan pasar properti.Tapi Asahimas menilai kebijakan ini tak akan berdampak positif bagi kinerjanya. Sebab, saat kebijakan LTV diterapkan, bank akan memperketat pengajuan kredit debitur. Padahal, "Beli properti atau mobil, konsumen kebanyakan pinjam dari bank, tentu bank harus selektif agar tak terjadi kredit macet," kata Rusli.
Meski memprediksi kinerja kuartal II tidak akan cemerlang, Asahimas belum mengubah target pertumbuhan kinerja tahun ini. Perusahaan berkode AMFG di Bursa Efek Indonesia ini masih menargetkan pendapatan tumbuh 5%-7% hingga akhir 2015. AMFG yakin bisa tumbuh seiring dengan proyeksi pendapatan domestik bruto atau PDB.
Agar target tak menguap menjadi mimpi, Asahimas Flat berikhtiar memperbesar penjualan ekspor. Target perusahaan ini, persentase penjualan ekspor dan penjualan domestik bisa setara masing-masing 50%. Sejauh ini negara tujuan ekspor Asahimas Flat adalah negara-negara di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah.
Tak sekadar menyamakan porsi kontribusi, Asahimas Flat memiliki alasan kuat memperbesar ekspor. "Tekanan dollar Amerika Serikat memang berpengaruh, tapi kalau kami bisa meningkatkan ekspor, pasti manfaatnya sangat besar," ujar Rusli.
Maklum, saat ini 50% bahan baku produksi kaca masih didatangkan dari China dan Amerika Serikat. Barulah 50% lagi dari pasokan lokal.
Selain berusaha memperbesar penjualan ekspor, Asahimas Flat juga melanjutkan pembangunan pabrik di Cikampek, Jawa Barat. Pabrik tersebut berkapasitas 210.000 ton kaca lembaran per tahun.
Pembangunan pabrik bernilai US$ 100 juta itu ditargetkan selesai tahun 2016. Kalau target penyelesaian pabrik tak meleset, maka tahun depan total kapasitas produksi Asahimas Flat menjadi 780.000 ton kaca lembaran per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News