Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Juli melanjutkan tren penurunan. HBA Juli dipatok sebesar US$ 52,16 per ton atau turun tipis US$ 0,82 per ton dari HBA Juni US$ 52,98 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan penurunan tersebut diakibatkan oleh sentimen yang sama di bulan lalu yaitu minimnya serapan pasar global terhadap permintaan pasokan batubara Indonesia.
Agung bilang, faktor paling signifikan adalah stok batubara di India dan Tiongkok terbilang cukup tinggi. "Dua negara tadi sedang mengutamakan terlebih dahulu pasokan (batubara) dalam negeri," jelas Agung lewat keterangan tertulisnya, Jumat (3/7).
Baca Juga: Harga Batubara Turun, PTBA dan ABMM Pangkas Produksi, INDY dan ADRO Enggak Ikutan
Kata dia, pengurangan suplai batubara dari Indonesia tak lepas dari adanya pengaruh kuat dampak Covid-19 yang membatasi pergerakan ekonomi masing-masing negara. Menurut Agung, di tengah pandemi ini ada kecenderungan peralihan ke sumber energi alternatif dalam negeri.
"Tak bisa dipungkiri lagi sejak adanya pandemi menggeser pola konsumsi energi ke sumber alternatif lain," sebutnya.
Agung mengakui, HBA mengalami tren penurunan sejak Word Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi pada pertengahan Maret lalu. HBA sempat menguat 0,28% menjadi US$ 67,08 per ton di bulan Maret dibanding bulan Februari US$ 66,89 per ton.
Kemudian, HBA melemah ke US$ 65,77 per ton di bulan April dan U$ 61,11 per ton pada Mei. Posisi HBA ini merupakan harga terendah sejak tahun 2016 dimana saat itu HBA bulan Februari 2016 pernah menyentuh angka US$ 50,92 per ton.
Sebagai informasi, HBA diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900 pada bulan sebelumnya. Kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kilogram GAR. Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).
Baca Juga: Pasokan batubara berlebih, Adaro Energy belum berencana pangkas target produksi 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News