Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona mempengaruhi proyek hilirisasi tambang mineral melalui pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter konsentrat tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Head of Corporate Communication AMNT Kartika Oktaviana mengatakan, AMNT menargetkan perkembangan pengerjaan smelter sebesar 24,668% hingga Januari 2020. Namun, berdasarkan hasil evaluasi progress enam bulanan, proyek smelter yang terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut baru mencapai 22,974% atau sekitar 93,13% dari target untuk periode Januari 2020.
Ia pun mengaku pengerjaan proyek smelter AMNT terhambat oleh pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia.
Baca Juga: Freeport Indonesia menanti izin perpanjangan penyelesaian proyek smelter tembaga
“Sebagian besar mitra bisnis yang menunjang proyek smelter ini berasal dari berbagai negara yang terjangkit Covid-19 dan menerapkan lockdown, sehingga proyek tersebut tersendat,” ungkap dia, Minggu (7/6).
Sekadar informasi, negara asal mitra bisnis AMNT dalam pembangunan smelter adalah China, Korea Selatan, India, dan Finlandia.
Manajemen AMNT pun sejatinya sudah mengajukan permohonan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menunda penyelesaian proyek smelter selama 12 bulan—18 bulan dari target awal yang ditetapkan pemerintah. Permohonan tersebut saat ini masih diproses oleh pemerintah.
“Untuk respon dari pemerintah, boleh ditanyakan langsung ke Kementerian ESDM,” kata Kartika.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengaku bahwa pembahasan proses perpanjangan masa pengerjaan proyek-proyek smelter masih dibahas, termasuk proyek smelter AMNT. Proses tersebut akan menyesuaikan dengan perubahan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba yang belum lama ini disahkan.
Baca Juga: Ada pandemi corona, revisi RKAB perusahaan tambang bakal lebih bervariasi
Apabila jadi ditunda, maka penyelesaian proyek smelter berkapasitas 1,3 juta ton konsentrat tersebut akan molor dari tahun 2022 menjadi paling cepat di tahun 2023 mendatang.
Di luar itu, Kartika melanjutkan, untuk saat ini AMNT fokus pada pencegahan penyebaran virus corona di wilayah tambangnya. Berbagai kebijakan pencegahan Covid-19 telah diterapkan oleh AMNT, salah satunya pembatasan keluar-masuk wilayah kerja perusahaan tersebut.
“Kami selalu menjaga betul kesehatan dan keselamatan karyawan dan keluarga karyawan yang ada di Tambang Batu Hijau,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News