kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk ke industri farmasi, Dewata Freight (DEAL) gandeng Promosindo Medika


Rabu, 27 Januari 2021 / 20:22 WIB
Masuk ke industri farmasi, Dewata Freight (DEAL) gandeng Promosindo Medika
ILUSTRASI. PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dewata Freight International Tbk (DEAL)  menandatangani nota kesepahaman dengan PT Promosindo Medika (Promedik).

Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan sebagai perwujudan rencana awal kerjasama antara perusahaan dan Promedik. Dengan demikian diharapkan akan dapat membangun kerjasama strategis yang saling menguntungkan dalam bidang logistik terintegrasi mulai dari pergudangan dingin dan kering, pusat logistik berikat, freight forwarding, dan transport distribusi.

Direktur Utama DEAL Bimada mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman ini sebagai salah satu usaha untuk mendukung pertumbuhan dan kesempatan pengembangan usaha. 

"Penandatanganan nota kesepahaman sebagai langkah awal yang dilakukan untuk dapat mengidentifikasi memenuhi kebutuhan pelanggan dalam usaha mengelola logistiknya agar efisien dan efektif," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima kontan.co.id, Rabu (27/1).

Baca Juga: Tahun 2021, 4 pengembangan usaha ini yang menjadi fokus Dewata Freight (DEAL)

Ia menambahkan, pada Oktober 2020, nilai impor dari industri pengolahan barang konsumsi untuk industri farmasi, produk obat kimia dan produk obat tradisional mencapai US$ 65,89 miliar. Ini juga menjadi pasar yang cukup potensial bagi perusahaan guna memulai model bisnis logistik terintegrasi.

Lebih jauh, Bimada bilang, melalui penandatanganan nota kesepahaman ini juga membuka peluang bagi anak usaha PT Arrow Chain Management Logistics (ACML) untuk dapat mengembangkan pergudangan dan transportasi distribusi rantai pasok dingin (Coldchain). 

Pengembangan ini membuat pihaknya dapat memiliki sumber pendapatan baru (secara konsolidasi) untuk mendukung kinerja keuangan.

Sekretaris Perusahaan DEAL Nur Hasanah menambahkan, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan langkah awal masuk ke industri farmasi dan alat kesehatan. 

"Ini merupakan awal, yang mana saat ini kami lebih berfokus kepada penanganan kargo infrastruktur, pembangkit tenaga listrik dan pengiriman alat-alat berat," kata dia. 

Nur Hasanah menyebut, penjualan perusahaan pada kuartal III-2020 turun 26% secara tahunan (yoy) dengan DER 1,63X. Tahun 2021, emiten DEAL masih optimistis dapat kerek penjualan secara konsolidasi hingga 300% yoy

Baca Juga: Dewata Freight International (DEAL) Membidik Pendapatan Rp 367 Miliar di Tahun 2021

Adapun, belanja modal atawa capital expenditure (capex) di 2021 disiapkan sebesar Rp 100 miliar untuk pembangunan infrastruktur rantai pasok dingin, pusat logistik berikat dan logistik pertambangan (logistics mining). 

"Sumber pendanaan capex kami berasal dari penambahan utang kepada perbankan dan non perbankan serta dari kas perusahaan," pungkas dia.

Selanjutnya: Saham SRTG Naik 26,46% dalam sepekan, begini penjelasan manajemen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×