kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk program 35.000 MW, pembangunan PLTU Cirebon II sudah capai 61%


Senin, 16 September 2019 / 09:57 WIB
Masuk program 35.000 MW, pembangunan PLTU Cirebon II sudah capai 61%
ILUSTRASI. Pengujian tower transmisi


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Cirebon Power, perusahaan independen power producer (IPP) terus mengoptimalkan pembangunan PLTU Cirebon 2 1.000 MW yang merupakan bagian dari program 35.000 MW. Pembangunan proyek tersebut sudah mencapai 61%.

“Konsentrasi kami saat ini pada pekerjaan konstruksi fisik, dan manufacturing beberapa fasilitas utama pembangkit,” kata Presiden Direktur Cirebon Power Hisahiro Takeuchi, Senin dalam siaran pers hari ini.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) incar kontribusi pendapatan dari non-batubara bisa sampai 25%

Dia menyebutkan, hingga saat ini tidak ada kendala yang menghambat pembangunan tersebut. Dia berharap semua pihak terkait ikut mensukseskan pembangunan tersebut sehingga pembangunan PLTU itu bisa beroperasi atau commercial operational date/COD pada tahun 2022, sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN.  

“Semuanya berjalan dengan optimal, untuk memenuhi target operasional atau COD pada tahun 2022,” jelas Hisahiro.

PLTU Cirebon 2 menggunakan teknologi batubara ramah lingkungan dengan teknologi ultra super critical. Dengan teknologi itu, PLTU Cirebon Unit II disebut bisa meningkatkan efisiensi hingga 40% untuk membakar batubara kalori 4.000-4.600 kcal/kg. Nantinya, pembangkit dengan nilai investasi sebesar US$ 2,1 miliar ini akan mengkonsumsi sekitar 3,5 juta ton batubara dalam setahun.

Cirebon Electric Power ini merupakan konsorsium yang terdiri dari lima perusahaan yang dimiliki oleh mayoritas PT Marubeni dengan kepemilikan saham 35%, PT Indika Energy sebesar 25%. Lalu, Samtan Ltd 20%, Korea Midland Power Co., Ltd sebesar 10%, dan Jera Power 10%.

Baca Juga: Progres penyelesaian PLTU unit II Cirebon ditargetkan capai 71% di akhir tahun ini

Di pembangkit yang pertamanya, yang saat ini sudah beroperasi, PLTU Cirebon 660 MW,  Cirebon Power menggunakan teknologi ramah lingkungan Super Cricital (SC) yang sudah berdiri semenjak tahun 2012.

Hisahiro mengatakan, Cirebon Power merupakan perusahan yang berkomitmen dalam pelestarian lingkungan melalui tekonologi. Bahkan, Cirebon Power juga mengincar pembangunan energi baru terbarukan. Karena selain keramahan lingkungan, renewable energy adalah kebutuhan dan peluang di masa depan.

Hisahiro mengatakan, mereka sedang menjajaki PLTS karena memiliki lahan yang cukup. Menurutnya, Teknologi renewable adalah masa depan yang pasti dan akan menjadi kebutuhan dunia.

“Saat ini kami juga mulai melakukan studi dan kajian untuk menjajaki peluang itu (energi baru terbarukan), apalagi kami memiliki lahan yang cukup luas dan memungkinkan untuk dikembangkan,” kata Hisahiro.

Hisahiro mengatakan, salah satu bentuk pembangkit energy baru terbarukan yang mudah dibangun bagi mereka adalah PLTS. “Kami lebih mudah membangun PLTS karena memiliki lahan yang cukup luas,” sambungnya.

Baca Juga: Tak Ingin Hanya Bergantung Pada Batubara, Indika Mendiversifikasi Bisnis

Perusahaan tersebut juga menjalankan program pelestarian lingkungan yang dinamakan “A Harmony of Advance Technology and Green Commitment for Sustainable Environment”.

Bahkan, Cirebon Power terbukti dalam menjaga pelestarian lingkungan dengan mendapatkan banyak penghargaan di dalam negeri dan luar negeri. Jumat lalu, Cirebon Power mendapatkan penghargaan ASEAN ENGINEERING ACHIEVEMENT AWARDS di acara CAFEO37.

Dapat Penghargaan

Penghargaan itu diterima oleh Presiden Direktur Cirebon Power Hisahiro Takeuchi dalam acara CAFEO037 JIExpo, Kemayoran, Jumat (13/9/2019) dimana acara tersebut dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Beberapa perusahaan besar lainnya juga memenangkan award.

CAFEO37 Indonesia adalah perayaan atas pencapaian dan kontribusi para insinyur ASEAN sebagai yang terdepan dalam percepatan pertumbuhan kawasan. Peran para insinyur ASEAN sangat penting untuk membuka jalan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ASEAN melalui membangun dan meningkatkan konektivitas, memungkinkan pemerataan dan kemakmuran.

CAFEO37 adalah kesempatan luar biasa untuk mengumpulkan para pemikir hebat ASEAN untuk terhubung, bertukar pengetahuan, berbagi ide, dan menemukan solusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di ASEAN dan masing-masing negara. Akhirnya untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi kita semua.

Penghargaan itu bukan kali pertama yang diraih oleh Cirebon Power tentang pelestarian dan menjaga lingkungan. Bahkan tahun lalu lalu di Singapore CAFEO36, Cirebon Power juga mendapatkan penghargaan tentang lingkungan. Cirebon Power juga menerima Indonesia Best Electricity Award (IBEA) sebagai perusahaan yang paling peduli dengan kelestarian lingkungan, pada tahun lalu.

Hisahiro Takeuchi mengatakan, penghargaan ini menjadi verifikasi atas komitmen dan konsistensi Cirebon Power untuk menerapkan program pemeliharaan dan peningkatan kualitas lingkungan di kawasan pembangkit.

“Asia Tenggara mengapresiasi engineering achievement di bidang pemeliharaan lingkungan. Ini adalah bukti nyata, dan kami akan terus berupaya meningkatkannya,” katanya menjawab wartawan di sela acara penyerahan penghargaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×