kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Masuk Program Satgas Hilirisasi, Pabrik Metanol untuk Biodiesel Bakal Digarap Swasta


Jumat, 17 Januari 2025 / 15:09 WIB
Masuk Program Satgas Hilirisasi, Pabrik Metanol untuk Biodiesel Bakal Digarap Swasta
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Jakarta (17/1/2025)


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa salah satu program yang masuk dalam peta jalan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisisasi dan Ketahanan Energi Nasional adalah program biodiesel.

"Selain memacu lifting kita akan menggunakan biodiesel dengan CPO, sekarang sudah B40 tahun 2025, ke depan akan B50," ungkap Bahlil, di Kementerian ESDM, Jumat (17/01).

Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan biodiesel, selain Crude Palm Oil (CPO) dibutuhkan pula etanol dan metanol sebagai bahan baku. Sayangnya, dua bahan ini mayoritas masih didapatkan dari impor.

Baca Juga: Subsidi B40 Diperkirakan Turun, Pengusaha Sebut Dana BPDPKS Masih Cukup

"Campurannya membutuhkan etanol dan metanol. Contoh metanol di B40 kita butuh 2,3 juta ton. Arahan dari bapak presiden kita langsung bangun dalam negeri, itu kita bangun (pabrik) di Bojonegoro, bahan bakunya dari gas," tambahnya.

Adapun, terkait siapa yang akan berinvestasi dalam pembuatan pabrik mentanol tersebut akan berasal dari perusahaan swasta nasional. "Oleh swasta nasional, investornya dari dalam negeri, ngak ada asing," tegasnya.

Selain metanol, pabrik etanol juga akan dikebut pembuatannya di pulau Jawa atau di Merauke, Papua Selatan.

"Kemudian etanolnya itu kan dari tanaman tebu, salah satunya akan kita buat di Jawa dan Marauke, supaya betul-betul semua pembangunannya dilakukan di dalam negeri," tambahnya.

Baca Juga: Mencegat Gerojok Limbah Sawit ke Pasar Ekspor

Sebelumnya, pembangunan pabrik metanol, telah diungkap juga oleh Bahlil. Dalam catatan Kontan, Bahlil bilang dibutuhkan dana senilai US$ 1 miliar sampai US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 19,08 triliun untuk membangun pabrik tersebut.

"Itu pabriknya lagi akan dibangun. Baru mau lakukan di 2025. Dana sekitar US$ 1-1,2 miliar," ungkapnya saat ditemui Kontan setelah menghadiri rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Senin (02/12).

Menurut Bahlil, langkah ini dilakukan untuk menekan kebutuhan metanol dalam negeri yang saat ini 80%-nya masih berasal dari impor. Lebih lanjut, kapasitas produksi pabrik diprediksi dapat mencapai 800 ribu ton metanol per tahun.

Baca Juga: Pemerintah Batasi Ekspor Limbah Sawit, Begini Respon Gapki

"Yang jelas itu untuk memenuhi kebutuhan domestik. Kita kan selama ini impor 80%. Kalau kita bangun biodiesel kayak B40 lalu B50, itu pasti nambah lagi volume impor (metanol) kita," tutupnya.

Selanjutnya: Untung 28,46% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket (17 Januari 2025)

Menarik Dibaca: Bitcoin Balik ke US$ 100.000, Robert Kiyosaki Proyeksi Harga di Posisi Ini pada 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×