Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ritel termasuk sektor usaha yang paling parah terdampak pandemi covid-19, tak terkecuali bagi PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Emiten pengelola jaringan gerai Hypermart ini pun memasang strategi untuk bisa beradaptasi dalam kondisi pandemi.
Corporate Secretary & Public Relations Director MPPA Danny Kojongian mengungkapkan, saat ini kontribusi penjualan MPPA ditopang oleh segmen Hypermarket dan supermarket dengan porsi 96%. Sisanya disumbangkan oleh segmen grosir dan convenience store dengan porsi masing-masing 2%.
Format ritel yang menunjang MPPA adalah Hypermart yang saat ini berjumlah 100 gerai, Primo (9 gerai), Foodmart (16), dan HyFresh (9). Danny membeberkan, secara umum ada empat strategi utama untuk menopang pertumbuhan MPPA.
Pertama, meningkatkan kunjungan dan pengalaman pelanggan. MPPA berfokus untuk menawarkan produk segar kebutuhan sehari-hari. Hal itu pun ditopang dengan pusat distribusi baru di Porong, Jawa Timur. Selain itu, MPPA juga bekerjasama dengan merek Disney guna menyasar pasar yang lebih muda.
Baca Juga: Saham-saham sektor ritel melesat sepanjang April, ini pendorongnya
Kedua, perluasan operasi dan jaringan melalui toko berukuran lebih kecil yang berdiri sendiri. Dalam strategi ini, MPPA akan mengembangkan konsep HyFresh dengan ukuran yang lebih kecil dari Hypermart sehingga bisa lebih leluasa untuk menjangkau pasar di kabupaten bahkan hingga kecamatan.
"HyFresh akan jadi format baru dengan pengembanan lebih lanjut. Kami melihat pasar ritel terutama selama pandemi mulai mengarah pada toko yang berukuran lebih kecil, namun dapat diakses. Tapi, kami masih akan tetap mempertahankan gerai Hypermart," jelas Danny dalam public expose yang digelar secara daring, Kamis (29/4).
Ketiga, perluasan pengiriman melalui online digital dan layanan park & pickup. Danny membeberkan, sejak pembatasan sosial mulai diberlakukan Maret 2020, MPPA beradaptasi dengan mengembangkan layanan berbasis digital.
Pada bulan Maret 2020, MPPA meluncurkan eComm Express Delivery & Next Day, WhatsApp Chat & Shop dan layanan Park & PickUp. Sejak saat itu, layanan eComm Express Delivery sudah berkembang dari 20 gerai menjadi 111 gerai. Sedangkan layanan pemesanan melalui WA sudah tersedia di 128 gerai ritel MPPA.
MPPA juga rajin menjalin kemitraan dengan platform digital dan marketplace. Sejak Agustus 2020, MPPA sudah bekerjasama dengan GrabMart, dan hingga 23 April 2021, sudah ada 103 toko yang terdaftar di GrabMart.
Mulai September 2020, MPPA juga bekerjasama dengan Shopee, yang hingga 23 April 2021 sudah terdaftar 81 toko. Pada Desember 2020, MPPA bekerjasama dengan Tokopedia, dan hingga sekarang sudah ada 64 toko yang terdaftar.
MPPA juga bermitra dengan BliBli, dan sudah mendaftarkan 81 toko. Danny bilang, pihaknya akan terus menambah toko yang terhubung dengan marketplace di atas, sembari menjajaki kerjasama dengan platrform marketplace lainnya.
"Masih ada beberapa lagi (kolaborasi dengan marketplace) untuk tahun ini dan sampai tahun depan. Sekarang masih penjajakan. Ke depan, kami melihat strategi omni channel, offline to online-online to offline akan menjadi kekuatan MPPA," terang Danny.
Baca Juga: Fokus Matahari Putra Prima (MPPA) hingga tiga tahun mendatang
Adapun strategi keempat, MPPA berfokus pada pengelolaan ritel yang berkelanjutan. Termasuk dengan memperluas jaringan logistik, memanfaatkan big data untuk membangun sistem intelijen bisnis, serta efisiensi operating expenditure (opex).
Capex Rp 50 miliar dan rencana right issue
Meski tidak membeberkan secara detail target pertumbuhan kinerja pada tahun ini, namun Chief Financial Officer MPPA Herry Senjaya menyampaikan bahwa kinerja penjualan MPPA mulai membaik pada awal tahun ini. Termasuk dengan adanya peningkatan omzet saat masa ramadan dan lebaran.
"Kinerja per Maret belum rilis. Dari penjualan ramadan dibandingkan tahun lalu sudah membaik. Ada peningkatan, kami sudah melihat adanya perbaikan," kata Herry.
Pertumbuhan pada periode awal tahun ini diyakini menjadi pertanda yang baik untuk melanjutkan ekspansi usaha. Oleh sebab itu, MPPA tetap akan melakukan penambahan gerai di tahun ini. Herry menyebut, pihaknya menargetkan bisa menambah 5-6 toko baru pada 2021.
Namun, Herry tak merinci lokasi dan jenis toko yang dimaksud. "Kami masih menargetkan untuk membuka toko baru. Estimasinya 5-6 toko. Untuk pembukaan tokonya, nilai capexnya diperkirakan Rp 5 miliar," imbuhnya.
Secara keseluruhan, pada tahun ini MPPA mengalokasikan belanja modal (capex) sebanyak Rp 50 miliar. Dana itu akan digunakan untuk membuka gerai-gerai baru dan merenovasi beberapa gerai lama.
Selain strategi bisnis di atas, MPPA juga berencana untuk menambah modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Namun, Danny Kojongian belum bisa menyampaikan detail rencana tersebut.
Dia bilang, proses right issue masih dalam persiapan. "Tim manajemen dan direksi sedang merumuskan. Untuk timeline dan struktur right issue akan kami umumkan lebih lanjut kepada OJK dan dalam prospektus," jelas Danny.
Danny hanya menginformasikan, penambahan modal yang dibidik dari right isse berkisar Rp 500 miliar - Rp 800 miliar. Dana tersebut nantinya akan dipakai untuk memperkuat neraca perusahaan, modal kerja, mendukung strategi omni channel, penguatan jaringan dan logistik, serta mengembangkan analisa big data.
"Karena hal-hal itu sangat penting bagi MPPA, dan harus dilakukan agar strategi ke depan dapat berjalan dengan baik. Estimasi pelaksanaan (right issue) akan berjalan di tahun ini," imbuh Danny.
Selanjutnya: Dikabarkan investor baru masuk ke dua entitas, ini tanggapan Grup Lippo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News