kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Material Terbuang, Daur Ulang Mandek: Ini Imbasnya bagi Ekonomi Indonesia


Rabu, 14 Mei 2025 / 20:25 WIB
Material Terbuang, Daur Ulang Mandek: Ini Imbasnya bagi Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Karyawan LG Electronics Indonesia menyumbangkan pakaian tak lagi layak pakai saat peluncuran kampanye Better Life When We Recycle di Jakarta, Rabu (26/2/2025). LG Indonesia memulai kampanye yang bertujuan untuk memperluas kesadaran akan keberadaan fabric waste. Kampanye yang berjalan sepanjang satu bulan penuh sejak dibuka ini mengajak masyarakat untuk mengumpulkan pakaian yang tak lagi layak pakai untuk kemudian didaur ulang. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deloitte Global bersama Circle Economy mengingatkan bahwa penurunan tingkat sirkularitas global bisa berdampak serius terhadap ketahanan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia. Dalam laporan Circularity Gap Report (CGR) 2025 yang dirilis hari ini, disebutkan bahwa hanya 6,9% dari total 106 miliar ton material yang digunakan setiap tahun berasal dari sumber daur ulang, turun dari 9,1% pada 2015.

Deloitte adalah jaringan global firma layanan profesional yang bergerak di bidang audit, konsultasi, pajak, dan layanan finansial. Deloitte bermitra dalam penyusunan laporan CGR yang kini menjadi tolok ukur global dalam memantau kemajuan transisi ke ekonomi sirkular.

Laporan ini menunjukkan bahwa konsumsi material global tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan populasi, sementara sistem daur ulang belum mampu menanganinya. Hal ini menyebabkan lebih dari 90% material berakhir sebagai limbah atau emisi. Bagi Indonesia, kondisi ini bisa memperbesar risiko krisis lingkungan dan tekanan terhadap sumber daya alam yang kian terbatas.

"Pemimpin bisnis yang melampaui kepatuhan dan mengadopsi pola pikir sirkular dapat membuka nilai pasar baru, mengurangi biaya, dan membangun rantai pasok yang lebih tangguh," ujar David Rakowski, Global Leader for Circularity Deloitte UK dalam siaran pers, Rabu (14/5).

Baca Juga: Sampah Tekstil Setiap Orang 30 Kg Per Tahun, LG Tegaskan Pentingnya Daur Ulang

Circle Economy menilai bahwa pengurangan konsumsi material dan peningkatan efisiensi sumber daya penting untuk menjaga keberlanjutan pembangunan. CGR 2025 juga memperkenalkan 11 indikator sirkularitas guna membantu pembuat kebijakan dan pelaku usaha menetapkan strategi sirkular yang tepat.

Bagi Indonesia, transisi ke ekonomi sirkular dapat dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi ketergantungan pada material mentah, serta mendorong pertumbuhan sektor daur ulang dan industri berbasis inovasi. Pemerintah juga dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki kebijakan fiskal, misalnya, mengalihkan beban pajak dari tenaga kerja ke penggunaan material, serta mengurangi subsidi pada aktivitas ekonomi linear yang boros sumber daya.

Baca Juga: Upaya Waste4Change Kurangi Sampah TPA dan Dukung Ekonomi Sirkular

Dalam konteks domestik, Indonesia dapat fokus pada peningkatan efisiensi pengelolaan limbah rumah tangga. Sebagian besar limbah yang berhasil diproses ulang justru berasal dari sektor industri dan konstruksi.

Circle Economy juga mendorong pemanfaatan stok material dari bangunan dan infrastruktur, pengelolaan biomassa yang lebih bijak, dan penghentian praktik pembuangan material yang masih bisa diperbarui.

“Bahkan dalam skenario ideal, daur ulang saja tidak cukup. Kita perlu perubahan sistemik yang menyeluruh,” kata Ivonne Bojoh, CEO Circle Economy.

Melalui peluncuran CGR Dashboard, data ini diharapkan bisa membantu pengambil kebijakan mengambil langkah berbasis bukti dan mengintegrasikan prinsip sirkular dalam berbagai sektor industri.

Baca Juga: SWI dan IPR Luncurkan Indeks Daur Ulang Plastik Indonesia

Selanjutnya: Mau Kulit Awet Muda? Lakukan 3 Hal Ini Setiap Malam Agar Produksi Kolagen Meningkat

Menarik Dibaca: Mau Kulit Awet Muda? Lakukan 3 Hal Ini Setiap Malam Agar Produksi Kolagen Meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×